Merek FMCG Terbaik di Indonesia versi Kantar Worldpanel

Rabu, 11 Juni 2014 - 19:19 WIB
Merek FMCG Terbaik di Indonesia versi Kantar Worldpanel
Merek FMCG Terbaik di Indonesia versi Kantar Worldpanel
A A A
Kantar Worldpanel Indonesia, sebuah perusahaan riset pasar, meluncurkan hasil pemeringkatan merek-merek di industri fast moving consumer goods (FMCG) yang ada di Indonesia melalui Brand Footprint 2014.

Riset yang dilakukan tahun ini terkait dengan pasar FMCG Indonesia yang terus mengalami tren positif dari tahun ke tahun. Data Kantar Worldpanel Indonesia menunjukkan bahwa dari tahun 2012 ke 2013 telah terjadi peningkatan penjualan dari produk-produk FMCG sebesar 14% di seluruh Indonesia, baik di kawasan perkotaan (urban) maupun pedesaan (rural).

Dalam sudut pandang yang lebih mikro, tren konsumen di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang sangat menggiurkan bagi pelaku industri FMCG.

“Konsumen Indonesia adalah konsumen ‘tersibuk’ jika dibandingkan dengan konsumen di negara lain. Selama setahun, konsumen Indonesia berbelanja lebih dari 400 kali atau sekitar 31 kali dalam sebulan atau hampir setiap hari. Ini menunjukkan betapa menggiurkannya kondisi pasar FMCG di Indonesia,” ujar New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia Fanny Murhayati dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Belum lagi potensi pasar industri FMCG di Indonesia yang diprediksi Euromonitor (sebuah perusahaan riset pasar global) akan memiliki 80 juta konsumen atau 40% dari total konsumen di ASEAN pada 15 tahun ke depan.

“Jika berbagai masalah krusial seperti inflasi, stabilitas politik, infrastruktur, korupsi, dan birokrasi yang berbelit-belit bisa diselesaikan, bisa dipastikan Indonesia akan menjadi sebuah negara yang wajib ‘dikuasai’ oleh para pelaku industri manapun di dunia,” sambungnya.

Tren positif pasar FMCG Indonesia ini memunculkan sebuah kebutuhan bagi para pelaku bisnis di industri FMCG akan sebuah standar ukuran yang bisa dijadikan acuan oleh mereka. Acuan ini digunakan untuk melihat brand mana saja yang berhasil tumbuh dan berkembang di pasar Indonesia yang dipenuhi merek-merek lokal dan internasional.

Penelitian ini menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP) untuk mengukur seberapa banyak rumah tangga diseluruh dunia membeli sebuah merek (penetrasi) dan seberapa sering (rata-rata berapa kali konsumen membeli suatu produk).

“Metode ini terbilang unik karena memadukan penetrasi dan frekuensi tersebut untuk membantu perusahaan FMCG memperoleh pemahaman yang jelas mengenai jangkauan merek mereka secara global,” ujarnya

Caranya, dengan melihat berapa kali merek mereka berhasil masuk ke dalam keranjang belanja konsumen, serta memberikan panduan penting wilayah mana yang memberikan kesempatan paling besar.

Dijelaskannya, hasil riset menggunakan metode CRP ini tidak secara langsung terkait dengan pangsa pasar dari merek tersebut di sebuah negara. Pasalnya, riset ini hanya mengukur seberapa sering merek mampu menarik konsumen dibandingkan dengan merek lain yang membuat konsumen memilih untuk membelinya.

Istilah ‘brand’ atau merek dalam riset ini disesuaikan dengan interpretasi Brand Footprint, yang meliputi seluruh jenis dan format diberbagai kategori.

Konsekuensinya, peringkat dari setiap merek hanya akan merefleksikan seberapa jauh suatu merek menjangkau konsumennya, sehingga merek yang beroperasi di banyak kategori akan otomatis memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan merek yang hanya beroperasi di satu kategori saja.

Ada tiga catatan penting terkait riset ini, yakni riset ini hanya dilakukan untuk produk-produk yang dikonsumsi dalam rumah, tidak termasuk yang dikonsumsi di luar rumah. Kemudian hasil riset ini tidak secara langsung terkait dengan pangsa pasar karena hanya mengukur berapa kali merek tersebut dipilih konsumen. Penilain ini lebih berdasarkan frekuensi, ketimbang volume pembelian, dan riset ini hanya dilakukan di 86% dari seluruh rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia.

Hasil riset Brand Footprint yang dilakukan Kantar Worldpanel menunjukkan kekuatan merek di 35 negara di seluruh dunia atau 63% dari total populasi rumah tangga di dunia, meliputi sektor makanan, minuman, kesehatan, kecantikan, dan alat rumah tangga.

Untuk pasar Indonesia, Brand Footprint menggunakan sampel 5.680 rumah tangga di Indonesia yang mewakili 86% dari seluruh rumah tangga di area Urban Indonesia.

Brand Footprint ini dapat memberikan beberapa manfaat bagi para pelaku di Industri FMCG, antara lain alat untuk melihat kelebihan dan kelemahan dari suatu merek dan juga untuk membandingkan performa suatu merek dengan merek pesaingnyadan membantu merancang strategi yang tepat untuk meningkatkan performa produk/brand.

Kemudian memberikan gambaran bahwa mempunyai jumlah konsumen yang besar saja tidak cukup, membuat konsumen membeli dengan lebih sering juga tidak kalah penting untuk meningkatkan penjualan, dan Brand Footprint adalah laporan berkelanjutan (tahunan), dengan demikian memungkinkan untuk melihat perubahan dari CRP (jangkauan) suatu produk dari waktu ke waktu.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9096 seconds (0.1#10.140)