Minyak Global Naik Dipicu Meningkatnya Tensi Geopolitik

Jum'at, 18 Juli 2014 - 10:24 WIB
Minyak Global Naik Dipicu Meningkatnya Tensi Geopolitik
Minyak Global Naik Dipicu Meningkatnya Tensi Geopolitik
A A A
MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menuju kenaikan mingguan pertama dalam sebulan dan minyak mentah Brent naik setelah pesawat penumpang Malaysia Airlines ditembak jatuh di Ukraina dan Israel mengirim pasukan darat ke Jalur Gaza.

Boeing Co 777 jatuh di tembak di Ukraina dalam perjalanan ke Kuala Lumpur dari Amsterdam. Hal ini mengancam meningkatnya ketegangan geopolitik Eropa sejak akhir Perang Dingin. Sedangkan invasi pasukan Israel ke jalur Gaza menandai operasi darat pertama di Gaza sejak tahun 2009.

Kontrak berjangka (futures) di New York naik 0,7% dan memperpanjang kenaikan 2%, kemarin, yang terbesar sejak 12 Juni 2014.

"Kami memiliki potensi keuntungan lebih karena pasar bergerak untuk memperbaiki kembali premi risiko. Terlepas dari eskalasi konflik militer yang sebenarnya, pertanyaannya adalah sejauh mana Eropa akan memberikan lebih banyak sanksi," kata analis utama di CMC Markets Ric Spooner seperti dilansir Bloomberg, Jumat (18/7/2014).

Dia memprediksi investor dapat menjual kontrak WTI jika harga naik ke USD105,20 per barel. Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Agustus naik 75 sen menjadi USD103,94 per barel dan berada di USD103,68 pada pukul 10.55 pagi waktu Sydney.

Kontrak naik USD1,99 menjadi USD103,19 kemarin, yang merupakan penutupan tertinggi sejak 8 Juli. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 93% di atas rata-rata 100 hari. Harga telah naik 2,8% pekan ini dan 5,3% sepanjang tahun ini.

Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman September naik 66 sen atau 0,6% menjadi USD108,55 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD5,73 pada September.

The Energy Information Administration melaporkan, persediaan minyak mentah AS turun 7,53 juta barel pekan lalu menjadi 375 juta barel. Pada 16 Juli lalu, kilang beroperasi mencapai 93,8% dari kapasitas, level tertinggi sejak Agustus 2005.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8284 seconds (0.1#10.140)