Pengusaha Travel Bingung dengan Pembatasan BBM Subsidi

Minggu, 03 Agustus 2014 - 14:26 WIB
Pengusaha Travel Bingung...
Pengusaha Travel Bingung dengan Pembatasan BBM Subsidi
A A A
BANDUNG - Keputusan pemerintah yang akan membatasi waktu penjualan solar bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa (termasuk Jabar), dan Bali terhitung per Senin 4 Agustus 2014 membuat bingung pengusaha jasa angkutan dan travel.

“Kami malah tahunya dari teman-teman media. Jelas kami bingung, apalagi sejauh ini kami belum mengetahui SPBU mana saja yang menjual Pertamina DEX di kota Bandung dan sekitarnya,” ujar Ketua Himpunan Pengusaha Travel Kota (Hipatra) Bandung, Andrew Arristianto, Minggu (3/8/2014).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata dia, para pengusaha jasa angkutan dan travel kemungkinan besar melakukan pembelian solar subsidi antara pukul 08.00 hingga pukul 18.00 waktu setempat sebagaimana ketentuannya.

“Kalau seperti itu ketentuannya, maka kami akan membeli sebelum pukul 18.00 WIB. Mau tidak mau harus seperti itu,” katanya.

Andrew menambahkan, jika nantinya pemerintah saklek melakukan pelarangan pembelian solar bersubsidi, maka kemungkinan besar pihaknya akan melakukan penyesuaian tarif. Karena bagaimanapun, kalau sampai solar bersubsidi dihapuskan, maka load factor akan terpengaruh yang berpotensi turun.

"Kami tidak bisa berbuat banyak. Pada dasarnya kami keberatan dengan kebijakan tersebut. Tapi mau bagaimana lagi, paling juga kami harus kalkulasi ulang biaya operasional,” katanya.

Pada momen Lebaran tahun ini, lanjut Andrew, load factor jasa angkutan dan travel di Bandung cenderung turun. Ditengarai, selain karena sebagian besar konsumen jasa angkutan dan travel di Bandung merupakan para pekerja, banyak pemudik yang lebih memilih moda lain.

“Sekarang banyak yang menggunakan kendaraan pribadi terutama sepeda motor. Namun, biasanya kalau arus mudik dan balik sudah selesai, keadaan kembali seperti biasa, normal lagi,” ujarnya.

Dijelaskan Andrew, pada kondisi normal rata-rata load factor mencapai 80%, sedangkan pada momen Lebaran tahun ini rata-ratanya mencapai 60%.

Seperti diketahui, UU No.12 Tahun 2014 tentang APBN-P 2014 telah disahkan, dimana volume kuota BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta kilo liter (KL) menjadi 46 juta KL. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) telah mengeluarkan surat edaran mengenai pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Hal ini agar kuota BBM bersubsidi sebesar 46 juta kiloliter (kl) dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 tidak jebol.
(gpr)
Berita Terkait
Pemerintah akan Batasi...
Pemerintah akan Batasi Pembelian BBM Subsidi Mulai 1 Oktober 2024
Pembatasan BBM Subsidi...
Pembatasan BBM Subsidi lewat MyPertamina
PBOIN Tolak Pembatasan...
PBOIN Tolak Pembatasan BBM Bersubsidi
Daftar Mobil yang Dilarang...
Daftar Mobil yang Dilarang Konsumsi Pertalite Mulai September 2022
Pembatasan Pembelian...
Pembatasan Pembelian BBM Subsidi Masih Tersendat Aturan
DPR Minta Pemerintah...
DPR Minta Pemerintah Berlakukan Pembatasan BBM Subsidi
Berita Terkini
Transformasi InJourney...
Transformasi InJourney Airports Antarkan Bandara Soekarno-Hatta Jadi Top 25 Bandara Terbaik Dunia!
18 menit yang lalu
IHSG Dibuka Balik ke...
IHSG Dibuka Balik ke Zona Merah, Mayoritas Sektor Kompak Turun
20 menit yang lalu
Harga Emas Antam Melesat...
Harga Emas Antam Melesat Rp43.000 Tembus Rp1.889.000 per Gram, Ini Rinciannya
59 menit yang lalu
Perang Dagang AS-China,...
Perang Dagang AS-China, Siapa yang Bakal Menang dan Berakhir Tumbang?
1 jam yang lalu
Trump Tambah Tarif Impor...
Trump Tambah Tarif Impor dari China Jadi 145%, Importir AS Kocar-kacir
2 jam yang lalu
Perkuat Ekosistem Pasar...
Perkuat Ekosistem Pasar Tradisional, BSI Dorong Transaksi Ritel UMKM
10 jam yang lalu
Infografis
10 Kota dengan Konsumsi...
10 Kota dengan Konsumsi Gorengan Tertinggi di Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved