Pendapatan Migas Semester I Capai USD29,7 M

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) melaporkan, pendapatan dari bisnis migas sepanjang semester I sebesar USD29,7 miliar, atau 67,7% dari target APBN-P.

Sedangkan cost recovery (biaya pengganti operator blok migas) terealisasi USD10,9 miliar, alias 72 persen dari plafon maksimal USD15 miliar tahun ini.

"Cost recovery (pengembalian investasi) yang telah dikeluarkan perusahaan migas) yang ditetapkan USD15 miliar sudah terealisasi USD10,9 miliar atau sudah mencapai 72,7%," kata Pelaksana Tugas SKK Migas Johanes Widjonarko di Jakarta, Senin (18/8/2014)..

Di sisi lain, lanjutnya, SKK Migas optimistis target produksi minyak 2015 mencapai 845 ribu bph sesuai dengan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015.

"Kita memiliki 23 kegiatan untuk pengembangan lapangan yang diharapkan mulai produksi 2015," katanya.

Menurutnya, dari keseluruhan proyek tersebut akan menambah produksi minyak sebesar 140 ribu bph. Adapun besaran lifting minyak tahun depan diperoleh dari produksi lapangan migas yang telah eksisting sebesar 614 ribu bph, kemudian ditambah dari kegiatan well services sebanyak 11 ribu bph.

Sedangkan untuk pengembangan atau workover 2015 akan berkontribusi terhadap penambahan produksi minyak sebesar 23 ribu bph. Hal ini ditambah dari sumur pengembangan pengeboran 51 ribu bph.

Menanggapi itu, pengamat energi dari Universitas Indonesia Kurtubi, target lifting minyak dalam RAPBN 2015 masih realistis. Target lifting minyak sebesar 845 ribu bph bisa dicapai dengan adanya blok baru di Cepu yang mampu menghasilkan 165 ribu bph.