Normalisasi Pasokan BBM Bersubsidi Belum Efektif

Jum'at, 29 Agustus 2014 - 14:09 WIB
Normalisasi Pasokan BBM Bersubsidi Belum Efektif
Normalisasi Pasokan BBM Bersubsidi Belum Efektif
A A A
DENPASAR - Pemerintah telah menormalisasi pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, namun sepertinya belum efektif.

Hal tersebt terlihat masih banyaknya antrean panjang yang terjadi di SPBU di Denpasar. Wayan Suarta, petugas SPBU 01 Sesetan mengatakan, antrean terjadi dari pagi hingga habisnya premium jelang malam hari.

Berdasarkan pantauan di lapangan, tampak sejumlah warga yang ingin membeli bensin dengan membawa jerigen ukuran besar, hingga petugas menyetop pembelian lewat jerigen.

"Jerigen stop dulu terbatas, kurang lebih satu pekan dibatasi. Di kasih minyak tapi 8.000 kl biasanya 16.000 kl. Soalnya di jatah," ungkpanya di Denpasar, Jumat (29/8/2014).

Dewa, salah seorang warga setempat mengatakan, sangat jarang terjadi antrean panjang kendaraan bermotor membeli bensin di Kota Denpasar. Dia meminta pemerintah segera mengambil keputusan seperti menaikkan harga BBM.

Antrean kendaraan ini menyebabkan sejumlah warga memilih menyerbu pengecer yang menjual dengan harga Rp7.000 per liter.

Sementara, pembatasan waktu pembelian BBM jenis solar dari pukul delapan pagi hingga jam enam sore tidak berpengaruh nyata dengan antrean kendaraan di SPBU.

Padahal, sudah ada arahan pemerintah, bahwa PT Pertamina (Persero) melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi kepada masyarakat agar tidak terjadi potensi antrean berkepanjangan.

Potensi over kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang menjadi dasar pengaturan penyaluran BBM Subsidi oleh Pertamina sebelumnya, pemerintah sudah menyampaikan akan memutuskan solusi kebijakan yang tidak merugikan Pertamina.

Assistant Manager External Relation Marketing Opertaion Region V Heppy Wulansari menjelaskan, menindaklanjuti instruksi tersebut, Pertamina sudah menginstruksikan SPBU di wilayah Marketing Operation Region V untuk menambah Delivery Order (DO) dan penambahan jam operasi di seluruh terminal BBM.

"Terhitung mulai hari ini, penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan normalisasi untuk memulihkan situasi. Adapun kebijakan seperti apa yang akan dikeluarkan pemerintah, kami masih menunggu," ujarnya.

Atas normalisasi ini, maka pasokan premium dan solar di Jawa Timur dikembalikan ke volume awal. Bali mendapatkan jatah premium sekitar 2.300 kl per hari dan solar 625 kl per hari.

"Dengan penyaluran BBM Subsidi sesuai pasokan normal ini, diharapkan dalam 1-2 hari ke depan kondisi di SPBU bisa kembali normal. Untuk itu masyarakat diminta tidak panik agar proses normalisasi berjalan efektif," tutur dia.

Heppy mengatakan, untuk SPBU yang masih ada antrean panjang, Pertamina meminta SPBU untuk berkoordinasi dengan aparat sekaligus untuk memantau pembelian jerigen tanpa surat rekomendasi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4631 seconds (0.1#10.140)