Pengamat: Harga Keekonomian BBM SBY Tak Masuk Akal

Sabtu, 30 Agustus 2014 - 18:00 WIB
Pengamat: Harga Keekonomian BBM SBY Tak Masuk Akal
Pengamat: Harga Keekonomian BBM SBY Tak Masuk Akal
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy menilai harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp9.000 yang disebutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam video pernyataannya tak masuk akal.

Sebab, harga yang disebutkan Presiden satu dekade ini hanya merujuk pada nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 dan tidak memiliki hitungannya sendiri.

"Saya tak tahu logika berpikirnya dari mana. Tadi saya sudah bilang harga Rp8.690 itu harga pasar. Mungkin logika pikirnya (SBY) merujuk pada nota keuangan RAPBN 2015," ujar Ichsanuddin dalam Diskusi Polemik Sindo Trijaya Network di Waroeng Daun, Jakarta, Sabtu (30/8/2014).

Dia menerangkan, harga keekonomian untuk BBM pada dasarnya berbeda-beda. Karena setiap sumur pengeboran minyak memiliki kualitas berbeda dan tidak bisa disamaratakan.

"Tergantung sumur, yang off shore (penambangan lepas pantai) dan on shore (penambangan darat) beda, yang sumur tua sama sumur yang baru itu juga beda," jelas Noorsy.

Menurutnya, untuk mendapatkan harga keekonomian ada hitungan tersendiri. "Biaya produksi crude (crude cost) di sumur dikali 10 untuk sampai di end user (konsumen), ditambah pajak. Itulah harga keekonomian," tandasnya.

(Baca: Ini Alasan Pemerintahan SBY Tak Naikkan Harga BBM)
(dol)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2204 seconds (0.1#10.140)