Ekonomi Global Diprediksi akan Segera Membaik

Kamis, 02 Oktober 2014 - 11:17 WIB
Ekonomi Global Diprediksi akan Segera Membaik
Ekonomi Global Diprediksi akan Segera Membaik
A A A
JAKARTA - Ekonom Senior Standar Chartered Bank Fauzi Ichsan memprediksi akan terjadi perbaikan prospek perkembangan ekonomi global pada tahun ini. Menurut dia, perbaikan ekonomi global didukung beberapa faktor, seperti pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin membaik, sehingga memperkecil resiko krisis finansial global.

Sementara melambatnya pertumbuhan ekonomi China, menurut dia, tidak berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian dunia. Di samping itu, juga didukung normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat terkait pelonggaran kuantitaif pada kuartal IV/2014 dan naiknya suku bunga AS pada kuartal II/2015.

“Selain itu, suku bunga di negara maju lainnya juga akan naik pada 2016 mendatang seiring dengan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, dan yang terakhir adalah revolusi shale gas yang akan meningkatkan pasokan energi global dan membatasi kenaikan harga energi,” terangnya saat Customer Gathering Bank Bukopin di Jakarta, Kamis (2/10/2014).

Sementara di tengah kondisi global yang terjadi, investor masih optimistis dengan Indonesia. Salah satunya adalah karena krisis yang terjadi di beberapa negara membuat para investor memindahkan investasinya ke negara-negara yang berpotensi dan stabil, yaitu India dan Indonesia.

Menurut Fauzi, India dan Indonesia sebagai negara incaran para investor lantaran memiliki berbagai kesamaan yang ikut melatarbelakangi para investor menanamkan investasinya di dua negara ini.

“Ini karena kedua negara itu sama-sama baru melaksanakan pemilu dan pemilu dimenangi oleh pemimpin yang berasal dari daerah,” tukas dia.

Akan tetapi, lanjut dia, presiden terpilih Joko Widodo memiliki tantangan di global dan lokal, seperti lambannya pemulihan harga komoditas global dengan adanya revolusi shale gas di AS.

Kemudian subsidi BBM dan defisit APBN yang bengkak, sehingga mengurangi fleksibilitas kebijakan fiskal, serta defisit neraca transaksi berjalan yang bersifat struktural, diperburuk pelarangan ekspor mineral.

“Selain itu, pemerintah baru tanpa dukungan mayoritas di DPR bisa kehilangan momentum,” ungkapnya.

Sama halnya dengan Fauzi, Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, saat ini situasi politik bagaikan ada perebutan kekuasaan antara partai pemenang dan koalisi. Contohnya, dalam pengesahan RUU Pilkada.

Menurut Glen, apabila situasi politik tetap seperti ini dikhawatirkan para investor akan keluar dari Indonesia.

“Akan tetapi, kekhawatiran tersebut bisa disiasati dengan program-program berkonteks pembangunan, seperti yang tidak membutuhkan dana APBN. Artinya, sektor swasta dibuka sebesar-besarnya, tidak perlu semuanya dilakukan pemerintah,” tandasnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3659 seconds (0.1#10.140)