Pasar Keuangan RI Kuat Hadapi Pembalikan Modal Asing

Selasa, 21 Oktober 2014 - 20:10 WIB
Pasar Keuangan RI Kuat Hadapi Pembalikan Modal Asing
Pasar Keuangan RI Kuat Hadapi Pembalikan Modal Asing
A A A
JAKARTA - Hasil Stress Test Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2014 menunjukkan sistem keuangan Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi pembalikan modal asing.

Simulasi tersebut dilakukan dengan melihat dampak pelemahan nilai tukar dan penurunan harga aset terhadap ketahanan perbankan.

BI juga memperluas cakupan dalam asesmen ketahanan sistem keuangan tersebut, antara lain dengan melibatkan ketahanan sektor korporasi dan rumah tangga, sebagai sektor penerima pembiayaan dari perbankan.

Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, ‎dari sisi permodalan bank, hasil stress test menunjukkan bahwa perbankan Indonesia relatif tidak memiliki masalah terhadap pelemahan kurs. Beberapa bank bahkan mendapatkan windfall atau diuntungkan karena posisi valas yang dimiliki lebih besar dari kewajiban valas (long valas).

Sementara itu, koreksi harga Surat Berharga Negara (SBN) dengan skenario terburuk, yaitu harga SBN turun 25%, menunjukkan penurunan CAR hanya sebesar 147 bps.

Penurunan CAR terbesar sebagai dampak penurunan harga SBN dialami bank BUKU 4 yang merupakan bank-bank dengan permodalan terbesar.

"Hal ini disebabkan bank BUKU 4 memiliki portofolio SBN yang cukup besar," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/10/2014).

Secara lebih lanjut, stress test secara terintegrasi dengan melibatkan risiko pasar dan risiko kredit juga menunjukkan CAR Industri dan tiap kelompok BUKU masih cukup kuat diatas 8%.

Dari sisi ketahanan likuiditas bank, penurunan likuiditas yang lebih dalam tampaknya hanya akan dialami oleh beberapa bank dengan permodalan yang kecil.

Meski demikian, kondisi ketersediaan likuiditas pada bank-bank tersebut masih dalam level yang memadai. Sementara dari sisi ketahanan korporasi, pelemahan nilai tukar akan berdampak pada peningkatan kewajiban valas korporasi.

Menurutnya, peningkatan kewajiban valas yang tidak diikuti oleh peningkatan aset valas berpotensi menggerus permodalan korporasi sebagaimana tercermin dalam rasio Posisi Devisa Neto (PDN) korporasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, BI telah melakukan stress test lanjutan pada korporasi yang memiliki Utang Luar Negeri (ULN) dan posisi Net Foreign Liabilities (NFL).

Hasil simulasi menggunakan 57 korporasi yang memiliki ULN dan posisi NFL dengan data per kuartal I 2014 menunjukan bahwa diperkirakan terdapat 5 korporasi atau 8,77% dari total korporasi yang diobservasi berpotensi insolvent apabila nilai tukar rupiah melemah di atas kurs Rp15.500/USD.

Sementara dari sisi rumah tangga (RT), hasil survei rumah tangga menunjukan tingkat leverage RT yang masih berada pada level aman. "Dalam hal ini, utang RT masih dapat ditutup oleh pendapatan dan asetnya," tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8636 seconds (0.1#10.140)