Lampu Hias Lightcraft Tembus Pasar Dunia

Minggu, 09 November 2014 - 14:25 WIB
Lampu Hias Lightcraft Tembus Pasar Dunia
Lampu Hias Lightcraft Tembus Pasar Dunia
A A A
MARAKNYA pernak-pernik lampu hias di pasaran, tidak membuat minat pengusaha muda, Guntoro Rusli surut untuk mengembangkan bisnis lampu hias bernama Lightcraft.

Bisnis pria kelahiran Surabaya, 33 tahun silam ini berawal pada April 2009 lalu, saat dirinya berlibur ke Eropa dan Thailand.

Di sana, dia melihat lampu hias unik dan inovatif yang terbuat dari benang polyester. Dia pun membeli beberapa buah lampu di tempat tersebut.

"Setelah saya beli, sepertinya bagus untuk dijual di Indonesia. Kemudian saya coba buat kembali lampu-lampu itu. Saya produksi 500 pcs dulu," ujar Guntoro kepada Sindo.

Pria yang mempunyai hobi lari dan travelling ini menuturkan, awalnya mencoba menitipkan lampu-lampu tersebut di salah satu gerai pusat perbelanjaan (mal) di Surabaya, Jawa Timur. Tidak disangka respon dari masyarakat cukup bagus.

Dari situlah, akhirnya Guntoro serius untuk membuka usaha ini. Bersama temannya, Guntoro membentuk tim RnD dan desain, kemudian lampu-lampu itu ditambahkan sedikit desain sentuhan dari Guntoro dan tim.‎

Dia menjelaskan, lampu-lampu yang dijual di pasaran bukan hanya untuk homedecor, tetapi ke segmen Natal, wedding, birthday, serta corporate gift.

Selain produknya unik, alasan Guntoro memilih bisnis ini lantaran dirinya melihat ada peluang industri yang sangat bagus dan berkembang.

Dari tangan terampilnya, sudah ada lebih dari 100 jenis lampu, seperti karakter Princess, Superhero, Cotton Ball Light dan lainnya.

Guntoro mengungkap, Lightcraft juga pernah memproduksi pohon natal, perlengkapan homedecor, souvenir wedding, serta aksesoris.

"Kami selalu mengevaluasi katalog-katalog produk kami setiap triwulan. Banyak produk-produk lama yang sudah tidak diproduksi diganti dengan produk baru, sesuai arah pemasaran kami," ujarnya.

Beberapa item yang dipasarkan Guntoro dijual dengan harga beragam. Untuk lampu dipatok harga kisaran Rp35.000 hingga Rp125.000. Sementara pohon Natal dari Rp125.000 hingga Rp 2.700.000. ‪

Berkat keuletan dan kegigihannya, Guntoro sanggup memasarkan Lightcraft sampai ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, India, serta Italia. Dari usahanya tersebut, omzet yang diterima Guntoro sekitar Rp120 juta per bulan.

"Namun ,untuk job order sangat bergantung pada season dan kontrak yang sedang berjalan," katanya.

Dia memaparkan, saat ini penjualan retail lampu Lightcraft banyak dijalankan oleh para reseller, terutama yang tersebar di seluruh media sosial. Selain itu, pihaknya juga menekankan pada e-marketing di website www.lightcraftindonesia.com.

"Dulu kami pernah memiliki gerai di Surabaya, Jakarta, Bali dan Lombok. Tetapi justru saat ini kami tidak melakukan penjualan digerai-gerai lagi. Karena itu, untuk pemasarannya kami memiliki banyak reseller yang tersebar di seluruh media sosial," ungkap Guntoro.

Hingga sekarang, Lightcraft telah memiliki 18 orang staf tetap dan 25 orang staf borongan. Menurutnya, dalam bisnis Lightcraft ini untuk manajemen sumber daya manusia (SDM) diawali proses merekrut karyawan yang benar dan kompeten di bidangnya masing-masing.

"Kita telah memiliki karyawan yang berkarakter baik dan kompeten dalam bidangnya masing-masing. Selanjutnya, bagian saya hanya men-support bagaimana mereka bisa maksimal dalam pekerjaannya," terang Guntoro.

"Hal ini saya lakukan dengan mendengar setiap keluhan dan mendorong setiap staf untuk aktif dalam segala kegiatan dan kebijakan perusahaan," tambahnya.

Selain itu, lanjut Guntoro, menciptakan suasana kerja senyaman mungkin. "Membangun nilai-nilai kekeluargaan dalam bekerja, liburan bersama, training, dan pembekalan untuk staf juga kami lakukan sebagai penunjang," tandasnya
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4972 seconds (0.1#10.140)