Perekonomian Sumsel Hanya Tumbuh 3,2%

Kamis, 13 November 2014 - 07:15 WIB
Perekonomian Sumsel Hanya Tumbuh 3,2%
Perekonomian Sumsel Hanya Tumbuh 3,2%
A A A
PALEMBANG - Badan Pusat Statistik Sumsel mencatat perekonomian Sumatera Selatan (Sumsel) pada triwulan III/2014 berhasil tumbuh 3,2% dengan migas dan tanpa migas tumbuh sekitar 3,4% dibandingkan dengan triwulan II/2014 hanya tumbuh sebesar 2,99% dengan migas dan 3,24% tanpa migas. Pertumbuhan tersebut hampir terjadi pada semua sector kecuali sektor bangunan.

“Namun pada periode yang sama (yoy) melambat karena tahun lalu bisa mencapai 5,3% dengan migas dan 6,6% tanpa migas,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumsel, Bachdi Ruswana, Rabu (12/11/2014).

Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan tertinggi secara tahunan terjadi pada sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) dengan growth mencapai 11,7% atau meningkat dibanding tahun lalu yang hanya sebesar 8,7%.

Kemudian pada sector pertambangan dan penggalian juga bertumbuh dari 0,7% menjadi 5,1% pada triwulan III/2014. Sedangkan pada sector pertanian terkontraksi 3,7% dibanding tahun lalu. Namun jika dibandingkan dengan triwulan kedua justru tumbuh 6,02%.

“Peningkatan pada sektor PHR dikaranakan banyaknya event-event yang dilakukan di Palembang. Selain itu pertumbuhan pembangunan hotel dan restoran juga semakin baik. Permasalahan hanya ada pada sector pertanian. Padahal sector pertanian merupakan penopang utama. Inilah yang menyebabkan perekonomian Sumsel tetapmelambat,” tuturnya.

Disamping terjadi pada sektor pertanian, lanjut dia, perlambatan juga terjadi pada sector listrik, gas, dan air bersih sebesar 7,6%. Sedangkan pada tahun lalu hanya diprosentase 8,4%.

Begitu pun sektor pengangkutan dan komunikasi hanya tumbuh 6,8%. Namun cenderung mengalami perlambatan dibanding tahun lalu sebesar 7,8%. Juga sector jasa-jasa tumbuh 6,6%, atau melambat dibanding triwulan III/2013 yang tumbuh sebesar 7,7%.

“Untuk PDRB atas dasar harga berlaku triwulan II/2014 sebesar Rp63,57triliun dengan migas dan tanpa migas sebesar Rp50,47 triliun. Pada triwulan III/2014 naik menjadi Rp66,77 triliun dengan migas dan tanpa migas Rp53,36 triliun. Kenaikan ini terjadi untuk PDRB atas dasar harga konstan dari Rp19,96 triliun dengan migas dan tanpa migas Rp16,56 triliun pada triwulan II/2014 menjadi Rp20,58 triliun dengan migas dan Rp17,13 triliun tanpa migas pada triwulan III/2014,” jelasnya.

Sedangkan untuk sector ekonomi yang menunjukan nilai tambah bruto terbesar pada triwulan III/2014 adalah sector industri pengolahan sebesar Rp13,17 triliun, sector pertambangan dan penggalian Rp12,25 triliun, kemudian disusul sector pertanian Rp10,76 triliun, sector PHR mencapai Rp10,41 triliun.

Disisi penggunaan, pada triwulan III/2104 PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 63,44%. Konsumsei lembaga swasta nirlaba sebesar 1,42%, konsumsi pemerintah 12,04%, pembentukan modal tetap domestic bruto 27,42%, serta ekspor netto negative 7,22%.

“Nilai negative eskpor netto menunjukan peranan impor lebih dominan dibandingkan nilai ekspor yakni eskpor 38,36% dan impor 45,58%,” katanya.

Sementara itu, Ketua PHRI Sumsel, Herlan Aspiudin menambahkan setiap tahun pertumbuhan pembangunan hotel dan restourant di Sumsel berada diangka 10% sehingga wajar jika sektor PHR memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumsel secara komprehensif.

“Sektor pariwisata merupakan komoditi yang cukup diandalkan. Kami harap pula agar pelaku usaha pariwisata dapat bersatu padu dan menyamakan persepsi guna menghadapi pasar bebas ASEAN community tahun 2015 mendatang. Tentunya terus gencar mempromosikan pariwisata Palembang ke masyarakat luar,” ucapnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3625 seconds (0.1#10.140)