Pemrov Jateng Dorong Lokalitas Produk Pangan

Rabu, 19 November 2014 - 03:51 WIB
Pemrov Jateng Dorong Lokalitas Produk Pangan
Pemrov Jateng Dorong Lokalitas Produk Pangan
A A A
GEROBOGAN - Pemerintah Provinsi Jateng mendorong lokalitas produk pangan untuk mencapai swasembada pangan di daerah Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini potensi ketahanan pangan di Jateng sangat baik. Masing-masing daerah memiliki
keungulan.

Dicontohkannya, Grobogan memiliki keunggulan kedelai dan Jagung, Klaten, Boyolali, Sukoharjo unggul di padi, Dieng unggul di produk Kentang dan lainnya.

“Dengan masing-masing memiliki keunggulan inilah yang akan kita dorong terus, supaya mampu mensejahterakan masyarakat. Hasil pertanian bisa didiversifikasi menjadi berbagai bahan makan olahan, sehingga masing-masing daerah bisa memiliki industri,” katanya, usai membuka
Hari Pangan Sedunia ke-34 dan Hari Nusantara ke-15 tingkat Jateng di halaman parkir Stadion Krida Bhakti Simpang Lima Purwodadi, Selasa (18/11/2014).

Dia mengakui, pemerintah menemui berbagai kendala. Di antaranya makin berkurangnya lahan pertanian dan bertambahnya jumlah penduduk. Peduduk di Jateng ada sekitar 32 juta jiwa, sementara areal pertanian makin berkurang karena adanya alih fungsi lahan seperti untuk pemukiman dan pabrik.

Untuk itu dibutuhkan sebuah trobosan, agar kecukupan pangan bisa terpenuhi. Para petani dan dinas terkait harus memiliki inovasi dan mengikuti perkembangan teknologi.

Ganjar mengatakan, untuk mencapai kedaulatan pangan di Jateng, solusinya program KB harus berhasil, prouduktivitas pertanian harus meningkat. Selain itu, makanan pokok tidak harus berasal dari beras tetapi bisa dengan beras analog yang berbahan ketela atau jagung.

“Beras analog warna dan bentuknya persis seperti beras, dan rasanya cukup enak dan tidak jauh dari beras asli. Alternatif ini harus kita coba,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Ganjar, Pemprov Jateng pada MT-I tahun ini telah bekerjasama dengan BPPT Kementerian Pertanian membuat demplot sistem penanaman padi yang dikenal dengan konsolidasi lahan seluas 100 hektare, yang nantinya akan dikelola secara modern.

“Ketahanan pangan tidak hanya berpatokan pada kecukupan. Optimalisasi bioindustri pertanian berbasis pangan lokal menuju kedaulatan pangan Jateng harus terwujud,” imbuhnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdaganan (Disperindag) Jateng Edison Ambarura mengatakan, potensi industri produk olahan di Jateng sangat besar.

Dikatakannya, di Jateng sedikitnya ada sekitar 3.000 industri kecil menengah (IKM) yang bergerak di bidang industri olahan. Produk olahan pangan Jateng selain memiliki potensi besar di tingkat lokal juga memiliki potensi untuk ekspor. Saat ini kata dia sudah ada 17 komoditas, mulai dari sayur, buah, hingga bahan herbal yang sudah diekspor ke beberapa negara.

Industi olahan mampu memberikan kontribusi sebesar 30% pada pendapatan Domesti Regional Bruto (PDRB) di Jateng. Oleh karena itu, Industri produk olahan harus terus didorong untuk terus meningkatkan produktivitasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5447 seconds (0.1#10.140)