TPID Jabar Intens Pantau Perkembangan Harga Sembako

Kamis, 20 November 2014 - 01:00 WIB
TPID Jabar Intens Pantau Perkembangan Harga Sembako
TPID Jabar Intens Pantau Perkembangan Harga Sembako
A A A
BANDUNG - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat intensif melakukan pemantauan perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) pasca kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Ketua TPID Jabar Ferry Sofwan Arief mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan, belum terlihat kenaikan harga yang signifikan. Kepokmas seperti beras, minyak goreng, telur, dan lain-lain memang mengalami kenaikan, tetapi tidak terlalu tinggi.

"Telah terjadi kenaikan harga kepokmas seperti beras dan cabai. Namun kenaikkan tersebut terjadi sebelum kenaikkan harga BBM subsidi," ujarnya kepada wartawan, Rabu (19/11/2014).

Berdasarkan pemantauan di 5 pasar di Kota Bandung, cabai mengalami kenaikan rata-rata sebesar Rp7.000/kg dalam seminggu terakhir menjadi Rp62.000/kg. Sementara beras premium dan medium mengalami kenaikan sebesar Rp200/kg.

"Kenaikan harga cabai lebih dipicu oleh pergantian musim. Stok beras di Bulog yang masih mencukupi hingga lima bulan ke depan membuat kenaikan harga beras masih terkendali," katanya.

Namun begitu, pihaknya berkomitmen melakukan pemantauan harga lebih intensif lagi pasca kenaikan BBM subsidi. Selain itu, pihaknya juga mengirimkan surat edaran ke TPID di 27 kabupaten/kota di Jabar.

"Surat tersebut berisi perintah pemantauan di masing-masing daerah. Semua TPID melakukan pemantauan terus. Karena jika sampai terjadi kenaikan, harus dilhat lebih mendalam apakah disebabkan kenaikan harga BBM subsidi atau akibat distribusi yang terhambat," tuturnya.

TPID Jabar juga telah menyiapkan program andalan berupa Operasi Pasar Murah (OPM) Kepokmas. Dari total anggaran sebesar Rp10 miliar untuk tahun ini, telah terserap sebesar Rp6,7 miliar.

"Dengan OPM ini, sejumlah kepokmas akan mendapat subsidi sehingga harganya terjangkau. Pemerintah kabupaten/kota juga dapat mengajukan permintaan OP khusus beras kepada Bulog," terangnya.

Dia menambahkan, rapat koordinasi dengan pihak terkait seperti kepolisian juga intensif dilakukan. Langkah ini dinilai penting guna mengantisipasi aksi spekulan yang memanfaatkan keadaan.

"Pihak kepolisian dilibatkan untuk menindak tegas jika ditemukan aksi penimbunan kepokmas oleh para spekulan," imbuhnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5016 seconds (0.1#10.140)