IHSG selama Sepekan Terkerek 62.55 Poin

Minggu, 23 November 2014 - 11:16 WIB
IHSG selama Sepekan Terkerek 62.55 Poin
IHSG selama Sepekan Terkerek 62.55 Poin
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan kemarin terkerek 62.55 poin dari perdagangan pekan sebelumnya. IHSG pada pekan ini ditutup di level 5.112,04, sementara pada pekan sebelumnya berada di level 5.049,49.

Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menyebutkan, laju IHSG yang mengawali pekan kemarin dengan kenaikan bertahap sepanjang intraday perdagangan sempat kembali ke zona merah sebelum akhirnya ditutup positif.

"Tetapi, kami nilai positifnya tersebut karena masih adanya aksi beli, namun tidak terlalu signifikan. Sehingga, membuat IHSG terhalangi penguatannya," ujar Reza dalam risetnya kepada Sindonews, Minggu (23/11/2014).

Dia menjelaskan, meski dari sisi politik terdapat sentimen positif ata berdamainya dua kubu parlemen (DPR), rupiah yang terpresiasi, dan asing yang kembali nettbuy. Namun, terhalangi aksi jual merespon negatif pelemahan pergerakan bursa saham Asia.

Selanjutnya, meski laju bursa saham Asia bergerak variatif cenderung melemah, tetapi IHSG mampu bergerak positif seiring maraknya aksi beli.

"Para pelaku pasar, terutama investor asing, tampaknya merespon positif diumumkannya kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 meskipun mendapat penolakan dari sebagian masyarakat. Rupiah yang terapresiasi dan asing yang kembali melanjutkan aksi belinya turut mendapat sentiment positif," jelas Reza.

Laju IHSG yang sebelumnya diperkirakan akan melemah terbantu rebound dengan adanya sentimen dari kenaikan harga BBM bersubsidi dan keputusan Bank Indonesia (BI) yang di luar dugaan meningkatkan suku bunga acuan (BI Rate).

"Meskipun kami sempat tidak paham alasan detil BI Rate dinaikkan, namun dari yang kami lihat bahwa pelaku pasar, terutama asing, merespon positif kenaikan ini dengan asumsi sementara BI menanggapi dengan cepat imbas kenaikan harga BBM terhadap potensi lonjakan inflasi nanti," ujarnya.

Pergerakan harga saham-saham yang berkaitan dengan BI Rate, seperti keuangan, properti, dan lainnya, yang diperkirakan akan mengalami pelemahan, justru hampir sebagian besar menguat.

Reza mengasumsikan kemungkinan kenaikan ini karena sebagian bank telah terlebih dahulu meningkatkan suku bunganya sehingga kenaikan 25 bps BI Eate tidak terlalu berdampak negatif.

"Dan, bagi properti kemungkinan rencana beberapa pengembang yang akan menaikkan harga untuk menjaga pendapatannya malah disambut positif," pungkasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8738 seconds (0.1#10.140)