Gejolak Rusia Ikut Pengaruhi Pelemahan Rupiah

Kamis, 18 Desember 2014 - 05:32 WIB
Gejolak Rusia Ikut Pengaruhi Pelemahan Rupiah
Gejolak Rusia Ikut Pengaruhi Pelemahan Rupiah
A A A
JAKARTA - Menguatnya ekonomi Amerika Serikat (AS) di pasar keuangan internasional memaksa Bank Central Rusia (RCB) menaikkan suku bunga acuan dari 10,5% menjadi 17%, atau meningkat 665 basis poin. Gejolak ekonomi Rusia ini ikut memengaruhi pelemahan rupiah.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, ‎melemahnya nilai tukar rubel terhadap dolar Amerika Serikat (USD) disebabkan beberapa faktor. Selain ekonomi, faktor politik berpengaruh signifikan.

‎"Saya tidak yakin, jika ada permainan politik terkait krisis Rusia. Namun, yang jelas invasi Rusia ke Ukraina menciptakan opini negatif ke pasar. Selain itu, Rusia juga dikenakan sanksi internasional yang memaksa ruble melemah," jelas Mirza, Rabu (17/12/2014).

Saat ini penurunan harga minyak dunia telah merugikan income energi Rusia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ‎Bank Central Rusia (BCR) bertahan dengan menaikkan suku bunga.

Namun, kondisi ini tidak bisa dibandingkan dengan Indonesia. Kondisi di Rusia saat ini jauh berbeda dengan Indonesia. Resesi ekonomi di Rusia tidak hanya disebabkan faktor ekonomi, melainkan juga permasalahan politik.

"Tindakan ini membuat sentimen di emerging market jelek. Kadang-kadang pasar keuangan internasional volatile. Meskipun tidak punya supreme, namun Indonesia dan negara berkembang lain ikut terlibat," kata Mirza.

Dia yakin, pelaku asing akan melihat fundamental ekonomi Indonesia membaik. Kebijakan Indonesia pruden, investasi, kebijakan baik, dan ekspor perikanan meningkat.

"Itu kan positif. Jika resesi Rusia selesai, orang-orang akan melihat rupiah. Saat itu rupiah akan stabil. ‎Jadi jangan panik, kondisi keuangan global memang sedang terpuruk," pungkasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0201 seconds (0.1#10.140)