Keliling RI Sebulan, Mentan Temukan Lima Masalah Pertanian

Kamis, 18 Desember 2014 - 12:40 WIB
Keliling RI Sebulan, Mentan Temukan Lima Masalah Pertanian
Keliling RI Sebulan, Mentan Temukan Lima Masalah Pertanian
A A A
MAKASSAR - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyambangi beberapa kota di Indonesia selama satu bulan untuk meninjau sektor pertanian dan mencari masalah yang mengganjal di sektor tersebut.

Alhasil, pria asal Makassar tersebut menemukan lima masalah yang melandasi masalah pertanian.

Hal itu disampaikan dalam rapat koordinasi Mentan dengan Kadis Sulawesi Selatan dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tadi malam di kantor Kepala Dinas Pertanian Makassar.

"Saya begitu banyak melihat persoalan, faktor-faktor kunci untuk mengangkat swasembada, masih bermasalah di republik ini. Paling utama yang bermasalah adalah irigasi," ujarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (18/12/2014) malam.

Dia mengatakan, terkait dengan irigasi, datanya menunjukkan bahwa irigasi di seluruh Indonesia rusak sebanyak 52%, atau sebesar 3,2 juta irigasi yang rusak. Karena, sejak 20-30 tahun lalu tidak dipelihara dengan baik hingga saat ini.

"Kedua, pupuk. Setiap saya kunjungi wilayah di Indonesia, itu tidak ada wilayah yang saya kunjungi tidak bermasalah terhadap pupuk. Ini terlambat penanganannya. Sekarang setiap saya berkunjung, saya hadirkan manajer, direktur pupuk dari Petrokimia, Pusri, dan lainnya. Mereka harus ikut agar tahu juga masalahnya," kata Amran.

Ketiga terkait degan benih. Saat ini dirut Sang Hyang Sri ikut meninjau benih dari Sabang sampai Merauke untuk melakukan pengecekan di lapangan, karena serapan benih pada 2013 hanya 20% di tingkat nasional.

"Keempat Alsintan. Ini yang paling mengkhawatirkan. Jadi pergerakan dari masyakat rumah tangga tani yang 10 tahun lalu, 31 juta rumah tangga. Sekarang ini tinggal 26 juta. Artinya ada penurunan 500 ribu orang petani meninggalkan pertanian setiap tahun. Kalau ini berlanjut ini berbahaya bagi pertanian Indonesia," ujarnya.

Terakhir, lanjut Mentan, masalah penyuluh. Indonesia kekurangan penyuluh untuk pertanian yang seyogyannya berjumlah 70 ribu dan sekarang hanya 52 ribu penyuluh.

"Saya harus mengambil langkah cepat, untuk menyelesaikan ini. Agar kita bisa segera swasembada dengan waktu yang singkat," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0192 seconds (0.1#10.140)