Tim Reformasi Migas Diminta Pahami Persoalan Petral

Senin, 22 Desember 2014 - 12:12 WIB
Tim Reformasi Migas Diminta Pahami Persoalan Petral
Tim Reformasi Migas Diminta Pahami Persoalan Petral
A A A
JAKARTA - Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri Diminta memahami dahulu persoalan Petral sebelum mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Hal tersebut dikatakan Peneliti Senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo. Menurutnya, hal itu agar publik tidak menilai dirinya tidak konsisten.

"Faisal Basri seharusnya mendalami dulu persoalan Petral. Jangan membuat pernyataan kontroversial dulu, jangan emosional, sehingga tidak terulang lagi seperti sekarang, kalau pernyataan berubah-ubah bisa menimbulkan persepsi publik bahwa seseorang itu terkesan tidak konsisten," katanya kepada wartawan di Jakarta, akhir pekan lalu.

Saran tersebut dikatakan Karyono terkait pernyataan Faisal Basri yang mengakui bahwa keberadaan Petral lebih berguna di Singapura sebagai perusahaan trading dari tanah air.

Padahal sebelumnya, Faisal secara lantang menginginkan bahwa Petral harus dibubarkan lantaran menurutnya telah menjadi sarang mafia migas.

"Mungkin Pak Fasial belum mengetahui betul Petral secara utuh, peran dan fungsinya seluk beluk Petral," ujar dia.

Namun, pihaknya memaklumi apa yang dikatakan Fasial, karena hal itu terjadi lantaran latar belakang Fasial bukan murni dari migas tetapi sebagai pengamat ekonomi.

Selain itu, lanjut Karyono, sebelum Fasial didapuk menjadi Ketua Tim Reformasi Tata kelola Minyak dan Gas Bumi, Fasial hanya mengamati anak usaha Pertamina itu dari jauh saja.

"Kalau sekarang karena sebagai Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas, sehingga memiliki kesempatan untuk mendalami Petral secara konperehensif, itu yang membuat sikap Pak Faisal berubah," ujarnya.

Dia menilai, Faisal tidak tahu banyak soal Petral, sehingga menganulir pernyataannya soal pembubaran anak usaha pertamina itu. Ketidaktahuan Faisal terhadap Petral lantaran latar belakang Fasial sebagai seorang pengamat ekonomi.

"Ya lumrah karena tidak tahu banyak Petral mungkin baru mendengar rumor itu, sehinga memengaruhi secara emosional sehingga berpendapat Petral dibubarkan," tambahnya.

Karyono juga mengatakan, sebelum Faisal ditunjuk menjadi Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Faisal tidak tahu betul peran dan fungsi Petral secara utuh.

"Mungkin dulu melihat Petral dari jauh, sehingga meraba-raba, sekarang karena sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, sehingga memiliki kesempatan mendalami Petral secara holistik, kondisi yang seutuhnya memahami," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4921 seconds (0.1#10.140)