Perjalanan Dea Cake and Bakery Miliki 23 Outlet

Senin, 22 Desember 2014 - 15:53 WIB
Perjalanan Dea Cake and Bakery Miliki 23 Outlet
Perjalanan Dea Cake and Bakery Miliki 23 Outlet
A A A
MERINTIS usaha bakery di Indonesia bukan pekerjaan mudah. Sejumlah tantangan dan hambatan mulai dari pemasaran, pengembangan industri, kepercayaan masyarakat dilalui.

Meski harus bersaing dengan perusahaan sejenis yang lebih besar, Dea Cake and Bakery perlahan dikenal masyarakat Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah.

Berangkat dari hobi, Mulyani Hadiwijaya, sang pemilik memulai usaha cake dan bakery dari sebuah toko bahan kue “Dea” di Pasar Kepanjen pada 2001.

Mengingat pentingnya meningkatkan trust (kepercayaan) di masyarakat, Mulyani kemudian melakukan pelatihan membuat kue cuma-cuma kepada para pelanggan.

Pelatihan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. Tidak hanya menjual bahan kue, sejak itu mulai banyak pesanan datang dari pelanggan hingga akhirnya pada 2009 Mulyani memutuskan untuk membuka Dea Cake and Bakery.

Manager Marketing Dea Cake and Bakery, Anton Wahyudi mengatakan, pertumbuhan usahanya selama 5 tahun terakhir cukup pesat.

“Kami memulai 2009, sebagai usaha padat karya. Saat ini sudah ada 23 outlet di seluruh Jawa Timur dan Jawa Tengah, dengan jumlah total karyawan sebanyak 250 orang,” ungkap Anton, di sela-sela Workshop Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Oneintwenty di Surabaya, melalui sambungan telepon, Minggu (21/12/2014).

Dia menceritakan, kesuksesan usahanya ini tidak diraih dengan mudah. Sejumlah hambatan menyertai pertumbuhan bisnis Dea Cake and Bakery, terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pekerja.

Sebab itu, manajemen selalu berupaya meningkatkan kualitas SDM dengan mengadakan sejumlah pelatihan yang dilakukan secara berkala.

“Masalah pasti ada, biasanya SDM. Tidak hanya itu, kami juga tidak bisa menampung semua keinginan karyawan. Untuk meningkatkan kualitas SDM, kami hanya bisa memberikan seminar-seminar untuk menambah ilmu kepada mereka,” terang Anton.

Kini, Dea Cake and Bakery telah tumbuh menjadi bisnis yang menjanjikan. Selain omzet yang tumbuh pesat, bisnis ini juga sering mendapat penghargaan, baik dari pemerintah setempat maupun nasional.

Tercatat, Dea Cake and Bakery pernah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Malang untuk kategori "Keamanan Pangan" pada 2014. Selain itu, Dea Cake and Bakery juga pernah meraih "The Best Winner of National Entrepreneur Award" yang diselenggarakan Bank Internasional Indonesia (BII) dan Sindo pada 2013.

Ke depan, dia berharap, pemerintah mampu menjaga situasi yang kondusif di Indonesia. Dia menyadari bisnis ini sangat tergantung pada kondisi negara.

“Jadi, kalau enggak kondusif akan rumit. Selain itu, kebijakan pemerintah juga semestinya selaras, jangan tiba-tiba mengganti kebijakan,” tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4781 seconds (0.1#10.140)