SKK Migas: Cost Recovery Idealnya Rp211,68 T

Rabu, 11 Februari 2015 - 18:52 WIB
SKK Migas: Cost Recovery Idealnya Rp211,68 T
SKK Migas: Cost Recovery Idealnya Rp211,68 T
A A A
JAKARTA - Ketua SKK Migas Amien Suryanadi menerangkan, anggaran operasi kesplorasi dan eksploitasi atau cost recovery ke Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang paling ideal USD16,5 miliar atau sekitar Rp211,68 triliun (kurs Rp12.829/USD).

Seperti diketahui, penurunan produksi minyak nasional berujung pada pengurangan cost recovery ke KKKS dari USD16,5 menjadi USD14,5 miliar untuk tahun ini.

Amien mengatakan, pengurangan cost recovery menjadi USD14,5 miliar‎ tidak sesuai kondisi di lapangan. Menurutnya, dengan cost recovery senilai itu, maka akan banyak investor yang kabur.

"Kita harus negosiasi setengah mati dengan cost recovery USD14,5 miliar. Pengurangan cost recovery akan berpengaruh pada lifting juga mengurangi minat eksplorasi," katanya dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (11/2/2015).

Pada rapat Badan Anggaran (Banggar) sebelumnya telah disepakati besaran cost recovery tahun ini diturunkan dari sebelumnya USD16,5 miliar menjadi USD14,5 miliar.

Amien mengungkapkan, meski Banggar telah memutuskan pemotongan cost recovery tersebut, namun Komisi VII meragukan cost recovery sebesar USD14,5 miliar bisa mencapai lifting 824 ribu bph‎.

"Jadi Komisi VII berpendapat bahwa yang realistis, cocok USD16,5 miliar, kalau dari SKK Migas juga menganggap angka yang realistis USD16,5 miliar di 2015," papar dia.

Untuk diketahui, ‎berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak 2014 mencapai 794 ribu bph, dengan realisasi cost recovery USD15,913 miliar. Dari produksi tersebut, negara memperoleh USD28,32 miliar.

(Baca: Realisasi Cost Recovery Migas Lebih Besar dari APBN)
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5362 seconds (0.1#10.140)