Menperin Tantang Pindad Kembangkan Alat Berat

Minggu, 01 Maret 2015 - 23:10 WIB
Menperin Tantang Pindad Kembangkan Alat Berat
Menperin Tantang Pindad Kembangkan Alat Berat
A A A
BANDUNG - Industri pertahanan Indonesia seharusnya bisa berkembang lebih jauh. Sebab, PT Pindad, salah satu pelaku utama industri pertahanan, memiliki kemampuan ganda, yaitu manufaktur produk hankam dan industri.

Keunggulan itu yang mendorong Kementerian Perindustrian berharap BUMN ini memanfaatkan peluang produksi alat berat. Ini juga dampak positif dari pengalihan subsidi BBM ke sektor lain seperti infrastruktur.

Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, di tingkat riil, orientasi pembangunan ke infrastruktur akhirnya membutuhkan pengadaan alat berat dan ini bersamaan dengan visi pemerintah mengembangkan industri dalam negeri.

"Nah, Pindad punya teknologi dan peralatan produksi. Jika bisa produksi alat berat maka akan ada peralihan pembelian dari pihak luar ke Pindad sebagai industri dalam negeri," ujar Menperin, saat berkunjung ke PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/2).

Menurutnya, tantangan ini bisa jadi peluang bagi Pindad. Saleh juga membuka wacana, bisa jadi pada awalnya Pindad bekerja sama dengan mitra luar negeri dalam produksi alat berat dan kemudian meningkatkan porsi produksi yang lebih besar.

Mengenai produksi alat peralatan pertahanan keamanan (alpahankam) Kemenperin mendorong Pemerintah untuk melibatkan industri pertahanan, sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

"Industri pertahanan juga mesti mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna Alpahankam yang terkini, serta selalu meningkatkan mutu dan kualitas produksi Alpahankam sehingga memiliki daya saing," jelas Saleh.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago yang juga hadir dalam kegiatan itu, membuka pintu bagi Pindad untuk mengembangkan usaha. Hal ini tidak lepas dari kemampuan perseroan memproduksi generator dan produk industri lainnya.

"Jika Pindad bisa bikin bagian dari pembangkit, seperti turbin atau boiler untuk kapasitas 5-10 MW, maka ini bisa jadi kesempatan emas," ujarnya.

Pemerintah sendiri telah memberikan dukungan berupa suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 700 miliar. Dirut Pindad, Silmy Karim menjelaskan, dana tersebut untuk peningkatan kapasitas produksi dan modernisasi produksi masing-masing sebesar Rp300 miliar dan untuk anggaran kerja sama dengan mitra strategis dari luar negeri sebesar Rp100 miliar.

"Ke depan kita akan tingkatkan produksi. Kita mampu menghasilkan berbagai kebutuhan pertahanan dari senjata, amunisi hingga kendaraan tempur," ujar Silmy.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6136 seconds (0.1#10.140)