HT: Jangan Ada Impor Saat Musim Panen Tiba

Rabu, 11 Maret 2015 - 10:04 WIB
HT: Jangan Ada Impor Saat Musim Panen Tiba
HT: Jangan Ada Impor Saat Musim Panen Tiba
A A A
JAKARTA - Pemerintah diminta harus melindungi petani dari gempuran impor, terutama tidak mengizinkan impor masuk saat panen tiba.

“Jangan ada impor saat panen, sehingga tidak ada dumping harga. Sekarang yang terjadi impor masuk pada saat panen tiba. Ini harus diubah. Ini penting sekali karena tanpa pelindungan, petani merugi,” kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) saat dialog kebangsaan dengan paguyuban petani tebu Blora, Jawa Tengah, Selasa (10/3/2015).

Dalam dialog yang berlangsung di DPP Perindo tersebut, para petani mengeluhkan berbagai kesulitan yang mereka hadapi, termasuk ketika gula impor mengguyur pasar saat panen tiba. Akibatnya, harga jual petani jatuh dan mengalami kerugian.

Ketua Paguyuban Petani Pelangi, Kamajaya mengatakan bahwa setiap musim panen tiba para petani bukannya untung, tapi malah merugi.

“Dulu para petani setiap akan panen atau menggiling tebu ada acara syukuran. Sekarang, tiap akan panen petani deg-degan karena ada impor gula masuk," ungkapnya.

Dia menjelaskan, skema yang terjadi, pasar diguyur saat panen tiba. Dengan begitu para pedagang besar bisa memborong dengan harga rendah. Bila saatnya tiba, pedagang besar akan melepas gula ke pasar dengan harga tinggi.

"Keuntungan terbesar dari guyuran impor adalah pedagang besar bisa membeli dari petani dengan harga rendah," kata dia.

Sebagai gambaran, Kamajaya menuturkan, harga gula impor dari Thailand masuk ke Indonesia sebesar Rp6.000 per kilogram (kg). Gula tersebut beredar di pasar dengan harga Rp7.700-Rp7.800/kg. Padahal, sejak awal tanam untuk menjadi gula biaya yang dikeluarkan sekitar Rp8.000/kg.

“Tahun lalu selama empat bulan petani tidak bisa menjual tebu ke pabrik karena dihantam impor. Pabrik tidak mau ambil karena tidak bisa bersaing dengan harga impor,” kata Kamajaya.

Dia menambahkan, tahun ini, Thailand akan mengimpor sekitar 1,5 juta ton gula ke Indonesia. Bila kebijakan seperti ini dibiarkan, menurutnya, para petani akan mengalami kebangkrutan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5654 seconds (0.1#10.140)