Minyak Global Reli Dipicu Langkah Ekonomi China

Senin, 20 April 2015 - 09:44 WIB
Minyak Global Reli Dipicu Langkah Ekonomi China
Minyak Global Reli Dipicu Langkah Ekonomi China
A A A
SYDNEY - Minyak global reli setelah China mengambil langkah untuk merangsang ekonomi dan pengebor di Amerika Serikat (AS) mengurangi jumlah rig aktif menjadi paling sedikit sejak November 2010.

China pada hari Minggu mengumumkan pemangkasan terbesar terhadap rasio persyaratan cadangan kepada semua bank sejak krisis keuangan global setelah laporan menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sementara menurut Baker Hughes Inc, jumlah rig minyak di AS turun 26 menjadi 734 pada pekan lalu.

Minyak telah melonjak 30% dari posisi terendah enam tahun pada Maret di tengah berkurangnya rig aktif di AS, sehingga menyebabkan perlambatan produksi yang dapat mengurangi membanjirnya pasokan minyak global.

Kenaikan harga minyak ini masih rentan karena stok minyak mentah AS melimpah ke level tertinggi dalam 85 tahun.

"Pemangkasan rasio persyaratan cadangan di China dipandang sebagai stimulus yang jelas," kata ahli strategi utama di CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (20/4/2015).

Menurut dia, sentimen dari China tersebut membuat pasar minyak bereaksi cukup kuat. Hal itu ditambah dengan berkurangnya jumlah rig, sehingga memangkas produksi minyak di AS.

Kontrak berjangka (futures) naik 1,2% di New York. West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Mei, yang berakhir Selasa, naik sebanyak 68 sen menjadi USD56,42/barel dan berada di USD56,29 pada pukul 01.37 siang waktu Sydney.

Kontrak Juni naik 60 sen menjadi USD57,92. Total volume sekitar 54% di bawah rata-rata 100 hari. Harga WTI telah naik 5,7% sepanjang tahun ini.

Sementara minyak Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Juni naik sebanyak 83 sen atau 1,3% ke USD64,28/barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan seebsar USD6,17.

Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa AS dan China sebagai dua konsumen minyak terbesar di dunia akan memenuhi sekitar sepertiga dari permintaan global tahun ini.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7843 seconds (0.1#10.140)