Elpiji 3 Kg Banjiri Pasaran, Penjualan 12 Kg Turun

Selasa, 21 April 2015 - 01:20 WIB
Elpiji 3 Kg Banjiri Pasaran, Penjualan 12 Kg Turun
Elpiji 3 Kg Banjiri Pasaran, Penjualan 12 Kg Turun
A A A
CIREBON - Penjualan elpiji 12 kg di wilayah Cirebon turun dan diindikasi akibat membanjirnya suplai elpiji 3 kg di pasaran. Bahkan, aksi pencurian elpiji 3 kg tersebut belakangan mencuat dan merugikan para pemilik pangkalan. Para pemilik agen elpiji pun mengeluhkan situasi tersebut.

"Biasanya penjualan tabung elpiji 12 kg maupun bright gas bisa mencapai 30 ribu tabung setiap bulannya. Tapi sejak harganya naik beberapa waktu lalu, penjualan elpiji 12 kg pun terus turun," kata Kepala Cabang PT Rezeki Indo Alam, salah satu agen elpiji di kawasan Pekalipan, Kota Cirebon Gunawan Kalita, Senin (20/4/2015).

Saat ini penjualan tabung 12 kg maupun bright gas hanya 23-24 ribu tabung setiap bulannya. Selain itu, sekitar dua pekan lalu seseorang tidak dikenal pernah mencoba membeli tabung elpiji 12 kg yang dimilikinya.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah yang diminta mencapai 30 tabung. Gunawan yang juga Koordinator Daerah Wilayah Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon Hiswana Migas Cirebon ini pun menolak karena agen tak diizinkan membeli elpiji 12 kg. Jika tidak, agen resmi dianggap tak patuh dan terancam sanksi dari Pertamina.

Kepala Bidang Migas Hiswana Migas Cirebon Fauzie Hasan mengakui, adanya kesulitan yang dihadapi pangkalan untuk menyerap elpiji 3 kg yang dikirimkan kepada mereka. Penyebabnya, pasokan elpiji 3 kg terus ditambah hingga menyebabkan kelebihan suplai ke pasaran.

"Umumnya, pasokan elpiji 3 kg se-wilayah Cirebon yang meliputi Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, mencapai 4,2 juta tabung setiap bulan," kata dia.

Namun, sejak Maret pasokan elpiji 3 kg ditambah menjadi 4.430.000 tabung setiap bulannya. Salah satu penyebabnya berupa kebijakan yang mewajibkan SPBU menjual elpiji 3 kg. Akibatnya, terjadi kelebihan suplai di pasaran.

"Agen dan pangkalan akhirnya kesulitan menyerap elpiji 3 kg. Bahkan saat truk bongkar, ada pangkalan yang tabungnya belum kosong. Apa yang mau dibongkar kalau begitu," tuturnya.

Padahal, elpiji 3 kg merupakan barang bersubsidi yang pengawasan distribusinya harus ketat karena diperuntukkan bagi masyarakat terbatas, yakni orang-orang dengan ekonomi menengah ke bawah dan UMKM. Dengan berlebihnya suplai, memungkinkan terjadinya pengoplosan dari elpiji 3 kg ke elpiji 12 kg.

Dia menyebutkan, satu elpiji 12 kg hanya dibutuhkan empat elpiji 3 kg. Dengan harga hanya Rp16 ribu/tabung untuk 3 kg, maka dana operasional yang harus dikeluarkan pengoplos hanya Rp64 ribu.

Sementara, harga elpiji 12 kg saat ini sudah mencapai Rp143 ribu/tabung. Tak heran, jika dijual pengoplos bisa memperoleh untung besar. Karena itu, pihaknya meminta Pertamina membatasi pasokan elpiji 3 kg di pasaran.

Terpisah, Senior Sales Executive Rayon X Ciayumajakuning PT Pertamina Herdi Surya Indrawan mengklaim, kondisi tersebut sebagai kewajaran. Karena harga elpiji 12 kg baru saja naik. "Makanya terjadi pengurangan penggunaan elpiji 12 kg," cetus dia.

Pihaknya meyakinkan, efek tersebut bersifat sementara dan hanya berlangsung sebulan saja sebelum kemudian normal kembali. Dia menyebutkan, saat ini setiap rumah tangga rata-rata memiliki dua jenis tabung, berupa elpiji 3 kg dan elpiji 12 kg.

Dengan begitu, ketika harga elpiji 12 kg naik, tak sedikit konsumen yang beralih ke elpiji 3 kg. Dia pun dalam kesempatan itu mengklaim, penurunan penjualan elpiji 12 kg hanya 5%.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4799 seconds (0.1#10.140)