IMF: Keuangan Islam Tumbuh dan Lebih Tahan Krisis

Minggu, 26 April 2015 - 10:53 WIB
IMF: Keuangan Islam Tumbuh dan Lebih Tahan Krisis
IMF: Keuangan Islam Tumbuh dan Lebih Tahan Krisis
A A A
WASHINGTON - Dana Moneter Internasional (IMF) mengemukakan sistem keuangan Islam memiliki potensi meningkatkan inklusi keuangan dan memacu pertumbuhan. Selain itu, sistem keuangan islam lebih tahan dari dampak krisis keuangan global.

"Lembaga keuangan Islam berkelanjutan dan hanya sedikit mengalami kerusakan dari krisis keuangan global. Ini berbeda dengan lembaga keuangan konvensional," ujar laporan survei IMF dalam situs resminya, seperti dilansir dari Arab News, Minggu (26/4/2015).

"Karena fitur berbagi risiko dalam keuangan Islam, adalah jenis investasi yang kurang berisiko, yang memiliki potensi meningkatkan inklusi keuangan dan memacu pertumbuhan," tambahnya.

Menanggapi hal itu, Wakil Direktur IMF, Min Zhu menyatakan pihaknya melihat keuangan Islam memiliki potensi sebagai mesin stabilitas keuangan dan pertumbuhan. Dia menyarankan pengaturan dan pengawasan produk keuangan Islam perlu dikembangkan dengan baik.

Baru-baru ini, IMF merilis sebuah makalah tentang keuangan Islam dan berencana untuk memperdalam kerja di sektor ini selama beberapa bulan mendatang. Survei IMF juga menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan inklusif di kawasan Timur Tengah.

Selain itu, organisasi internasional yang berkantor pusat di Washington, DC, juga menyelenggarakan seminar tentang "Islamic finance: Unlocking its potential and supporting stability".

Dalam pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia di ibukota AS itu, para pejabat dari kedua lembaga keuangan dunia tersebut membahas pertumbuhan cepat dan manfaat keuangan Islam, serta potensi besar pertumbuhan lebih lanjut.

Para panelis mencatat lembaga keuangan Islam sebagian besar tidak terpengaruh krisis keuangan global karena fitur berbagi risiko keuangan Islam dan Islam melarang spekulasi, harus ada aset nyata yang mendasari setiap transaksi.

Zeti Akhtar Aziz, gubernur bank sentral Malaysia sebagai salah satu panelis, menggarisbawahi bahwa keuangan Islam adalah bentuk intermediasi keuangan yang sangat menarik dalam lingkungan di mana investor enggan dengan risiko.

Keuangan Islam berkembang pesat di negara-negara Muslim, juga menarik perhatian di tempat lain, termasuk negara-negara Eropa.

Menteri Keuangan Luksemburg, Pierre Gramegna mengungkapkan, negaranya baru-baru ini telah mengeluarkan sukuk (obligasi syariah) mata uang euro pertama. "Kami ingin diversifikasi dan inovasi kegiatan kami," katanya.

Keuangan Islam memiliki potensi membantu memenuhi permintaan pembiayaan infrastruktur, terutama di negara-negara yang kekurangan sistem pembiayaan. Hal ini memiliki potensi untuk mempersempit kesenjangan inklusi keuangan di daerah, seperti Timur Tengah dan Afrika Utara.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8804 seconds (0.1#10.140)