City Branding Perkuat Destinasi Wisata
A
A
A
JAKARTA - Penerapan city branding oleh daerah-daerah yang memiliki destinasi wisata potensial akan memudahkan promosi dan upaya menjaring investasi ke kawasan tersebut.
President & CEO Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia Chapter Purnomo Siswoprasetijo mengatakan, city branding merupakan strategi yang dilakukan negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat dalam target pasar mereka. ”Ini sama halnya positioning produk atau jasa sehingga negara atau daerah tersebut dapat dikenal secara luas di seluruh dunia,” ujarnya di selasela seminar ”City Branding” yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Garuda Indonesia dan PATA Indonesia Chapter di Jakarta kemarin.
Kemenpar mencatat hingga saat ini telah teridentifikasi 36 city branding dari 18 provinsi yang masih konsisten digunakan antara lain Enjoy Jakarta (Jakarta), Solo The Spirit of Java (Solo), dan Charming Banda Aceh (Banda Aceh). Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenpar I Gede Pitana mengatakan, hampir setiap provinsi dan kota di Indonesia punya city branding sendiri untuk mempromosikan kota beserta potensi pariwisatanya.
”Hanya, city branding itu banyak yang belum terintegrasi dengan national branding yaitu Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia,” ungkapnya. Menteri pariwisata telah menerbitkan SK Nomor KM.03/UM.001/MP/2014 tentang Logo Wonderful Indonesia dan/atau Pesona Indonesia pada 12 Desember 2014. Untuk itu, setiap city branding diharapkan menyertakan juga logo dan tulisan Wonderful Indonesia untuk promosi di luar negeri atau Pesona Indonesia untuk promosi domestik.
”Terlebih untuk promosi di luar negeri kan tidak banyak orang di luar sana yang tahu nama-nama daerah di Indonesia. Karena itu, diperkuat dengan branding nasionalnya. Contohnya Wonderful Kepri by Wonderful Indonesia” ungkapnya. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Bali, Cokorda Raka Darmawan sepakat akan manfaat city branding.
”Ibarat barang bermerek, kalau orang sudah tahu mereknya, kan akan dicari,” tukasnya. Senada, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat Taufan Rahmadi mengatakan, branding bagi daerah penting untuk bisa memunculkan kelebihan dari masing-masing daerah. ”Indonesia ini ibarat swalayan pariwisata sehingga dengan adanya city branding , wisatawan domestik dan asing bisa memilih mana yang menjadi produk unggulan dari masing- masing daerah,” tandasnya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (Gipi) Didin Junaedy mengatakan, city branding akan memudahkan industri pariwisata terutama agen perjalanan dalam mengemas dan memasarkan produk wisata suatu daerah. ”Karena dalam pariwisata ini tidak hanya soal potensi dan branding, melainkan produknya juga harus disiapkan,” tegasnya. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk M Arif Wibowo mengatakan, Garuda Indonesia berkomitmen mendukung perkembangan dunia pariwisata di Indonesia.
Saat ini Garuda sudah menerbangi seluruh pelosok Indonesia yaitu 53 kota tujuan domestik dan 18 kota tujuan internasional. ”Hingga akhir 2015 akan dikembangkan terus menjadi total 83 destinasi. Ini menjadi bagian penting bagi Garuda untuk mempromosikan seluruh pelosok Indonesia,” tuturnya. Pendiri PT Banten West Java TDC (PT BWJ) SD Darmono menambahkan, pariwisata merupakan ujung tombak bagi sebuah daerah untuk menarik investor masuk ke daerahnya tersebut.
”Dalam membangun sebuah kawasan, untuk menarik investor, perlu membangun potensi wisata kawasan terlebih dulu. Tahap selanjutnya baru tawarkan investor konsep untuk membangun kawasan industri,” ungkap Darmono. Konsep branding dalam dunia bisnis sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Demikian halnya daerah juga membutuhkan brand yang kuat. Secara definisi, city brand adalah identitas, simbol, logo, atau merek yang melekat pada suatu daerah.
Pemerintah daerah harus membangun brand untuk daerahnya, tentu yang sesuai dengan potensi maupun positioning yang menjadi target daerah tersebut. Berbagai benefit yang akan didapatkan dengan penerapan strategi ”city branding ” tersebut di antaranya awareness, reputasi, serta persepsi yang baik mengenai sebuah destinasi wisata. Selain itu, konsep ”city branding ” juga dapat mendorong iklim investasi maupun peningkatan kunjungan wisata destinasi wisata.
Inda susanti
President & CEO Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia Chapter Purnomo Siswoprasetijo mengatakan, city branding merupakan strategi yang dilakukan negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat dalam target pasar mereka. ”Ini sama halnya positioning produk atau jasa sehingga negara atau daerah tersebut dapat dikenal secara luas di seluruh dunia,” ujarnya di selasela seminar ”City Branding” yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Garuda Indonesia dan PATA Indonesia Chapter di Jakarta kemarin.
Kemenpar mencatat hingga saat ini telah teridentifikasi 36 city branding dari 18 provinsi yang masih konsisten digunakan antara lain Enjoy Jakarta (Jakarta), Solo The Spirit of Java (Solo), dan Charming Banda Aceh (Banda Aceh). Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenpar I Gede Pitana mengatakan, hampir setiap provinsi dan kota di Indonesia punya city branding sendiri untuk mempromosikan kota beserta potensi pariwisatanya.
”Hanya, city branding itu banyak yang belum terintegrasi dengan national branding yaitu Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia,” ungkapnya. Menteri pariwisata telah menerbitkan SK Nomor KM.03/UM.001/MP/2014 tentang Logo Wonderful Indonesia dan/atau Pesona Indonesia pada 12 Desember 2014. Untuk itu, setiap city branding diharapkan menyertakan juga logo dan tulisan Wonderful Indonesia untuk promosi di luar negeri atau Pesona Indonesia untuk promosi domestik.
”Terlebih untuk promosi di luar negeri kan tidak banyak orang di luar sana yang tahu nama-nama daerah di Indonesia. Karena itu, diperkuat dengan branding nasionalnya. Contohnya Wonderful Kepri by Wonderful Indonesia” ungkapnya. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Bali, Cokorda Raka Darmawan sepakat akan manfaat city branding.
”Ibarat barang bermerek, kalau orang sudah tahu mereknya, kan akan dicari,” tukasnya. Senada, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat Taufan Rahmadi mengatakan, branding bagi daerah penting untuk bisa memunculkan kelebihan dari masing-masing daerah. ”Indonesia ini ibarat swalayan pariwisata sehingga dengan adanya city branding , wisatawan domestik dan asing bisa memilih mana yang menjadi produk unggulan dari masing- masing daerah,” tandasnya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (Gipi) Didin Junaedy mengatakan, city branding akan memudahkan industri pariwisata terutama agen perjalanan dalam mengemas dan memasarkan produk wisata suatu daerah. ”Karena dalam pariwisata ini tidak hanya soal potensi dan branding, melainkan produknya juga harus disiapkan,” tegasnya. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk M Arif Wibowo mengatakan, Garuda Indonesia berkomitmen mendukung perkembangan dunia pariwisata di Indonesia.
Saat ini Garuda sudah menerbangi seluruh pelosok Indonesia yaitu 53 kota tujuan domestik dan 18 kota tujuan internasional. ”Hingga akhir 2015 akan dikembangkan terus menjadi total 83 destinasi. Ini menjadi bagian penting bagi Garuda untuk mempromosikan seluruh pelosok Indonesia,” tuturnya. Pendiri PT Banten West Java TDC (PT BWJ) SD Darmono menambahkan, pariwisata merupakan ujung tombak bagi sebuah daerah untuk menarik investor masuk ke daerahnya tersebut.
”Dalam membangun sebuah kawasan, untuk menarik investor, perlu membangun potensi wisata kawasan terlebih dulu. Tahap selanjutnya baru tawarkan investor konsep untuk membangun kawasan industri,” ungkap Darmono. Konsep branding dalam dunia bisnis sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Demikian halnya daerah juga membutuhkan brand yang kuat. Secara definisi, city brand adalah identitas, simbol, logo, atau merek yang melekat pada suatu daerah.
Pemerintah daerah harus membangun brand untuk daerahnya, tentu yang sesuai dengan potensi maupun positioning yang menjadi target daerah tersebut. Berbagai benefit yang akan didapatkan dengan penerapan strategi ”city branding ” tersebut di antaranya awareness, reputasi, serta persepsi yang baik mengenai sebuah destinasi wisata. Selain itu, konsep ”city branding ” juga dapat mendorong iklim investasi maupun peningkatan kunjungan wisata destinasi wisata.
Inda susanti
(ars)