Kuartal II, Harga Properti Melambat
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kenaikan harga properti residensial mengalami perlambatan pada kuartal II/2015.
Hal ini terlihat dari indeks harga properti residensial secara kuartal yang masih mengalami kenaikan sebesar 0,70% namun melambat dibandingkan 1,44% kenaikan harga rumah pada kuartal I/2015. ”Kenaikan harga properti residensial yang melambat juga terjadi secara tahunan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara di Jakarta kemarin.
Dia melanjutkan, pada kuartal II/2015, harga properti residensial meningkat 5,24%. Sementara, pada kuartal I/2015 harga properti residensial tumbuh melambat. Berdasarkan hasil survei, harga properti residensial Bank Indonesia di 16 kota berada pada level 184,25 atau naik sebesar 1,44%. ”Kenaikan harga bahan bangunan, upah kerja dan kenaikan bahan bakar minyak merupakan faktor utama penyebab kenaikan harga properti,” ujar dia.
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai kuartal II tahun ini masih terjadi tekanan yang lebih besar karena rupiah fluktuatif dan reaksi TheFed terhadap kebijakan- kebijakan. Sehingga diperkirakan, pada kuartal II/ 2015 kenaikan harga properti masih mengalami perlambatan.
”Jika ekonomi melemah, makaperbankan akan hati-hati untuk menyalurkan kredit karena kekhawatiran meningkatnya kredit bermasalah,” katanya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Kunthi fahmar sandy
Hal ini terlihat dari indeks harga properti residensial secara kuartal yang masih mengalami kenaikan sebesar 0,70% namun melambat dibandingkan 1,44% kenaikan harga rumah pada kuartal I/2015. ”Kenaikan harga properti residensial yang melambat juga terjadi secara tahunan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara di Jakarta kemarin.
Dia melanjutkan, pada kuartal II/2015, harga properti residensial meningkat 5,24%. Sementara, pada kuartal I/2015 harga properti residensial tumbuh melambat. Berdasarkan hasil survei, harga properti residensial Bank Indonesia di 16 kota berada pada level 184,25 atau naik sebesar 1,44%. ”Kenaikan harga bahan bangunan, upah kerja dan kenaikan bahan bakar minyak merupakan faktor utama penyebab kenaikan harga properti,” ujar dia.
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai kuartal II tahun ini masih terjadi tekanan yang lebih besar karena rupiah fluktuatif dan reaksi TheFed terhadap kebijakan- kebijakan. Sehingga diperkirakan, pada kuartal II/ 2015 kenaikan harga properti masih mengalami perlambatan.
”Jika ekonomi melemah, makaperbankan akan hati-hati untuk menyalurkan kredit karena kekhawatiran meningkatnya kredit bermasalah,” katanya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Kunthi fahmar sandy
(ftr)