Merek Lokal Derita 'Kanker' Parah di Dalam Negeri

Rabu, 20 Mei 2015 - 11:12 WIB
Merek Lokal Derita Kanker...
Merek Lokal Derita 'Kanker' Parah di Dalam Negeri
A A A
JAKARTA - Indonesia Brand Forum (IBF) kembali digelar dalam rangka kebangkitan merek Indonesia di dalam negeri. Kali ini IBF mengusung tema 'Global Chaser' untuk membangkitkan minat masyarakat Indonesia terhadap brand lokal.

Penggagas IBF Yuswohady mengatakan, jika berbicara soal brand lokal, Indonesia sedang menderita kanker brand lokal stadium 4.

Saking parahnya, segala sudut di rumah orang Indonesia yang mendominasi adalah produk-produk asing yang lebih dipilih penduduk lokal.

"Kita lihat di kamar mandi, pasta gigi, sampo, sabun, semua dari brand asing. Di dapur juga. Bahkan air mineralnya milik Prancis. Kecapnya punya Inggris. TV dan ponsel milik Korea. Semua brand dari sudut kamar mandi hingga ruang keluarga didominasi asing. Ini namanya kanker brand lokal stadium 4," ujarnya dalam acara Indonesia Brand Forum di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Indonesia, lanjut dia, di dalam kemerdekaan negara memang sudah merdeka, namun untuk brand belum merdeka. "Jadi, 20 Mei yang biasa diperingati sebagai hari kebangkitan bangsa, juga diperingati sebagai hari kebangkitan merek Indonesia," kata Yuswohady.

IBF 2015 dengan tema Global Chaser, untuk menunjuk brand-brand lokal yang punya kemampuan membangun daya saing global.

"Misalnya, Indomie sekarang sudah di 80 negara. Orang Nigeria ke supermarket Indonesia, ada Indomie. Mereka heran. Karena di sana sudah menjadi brand yang tiap hari ada di dapur. Belum lagi Diabetasol yang nomor I di Filipina. Kopiko nomor I di Tiongkok, Prancis dan Filipina, berarti produk kita sudah punya kemampuan global," imbuhnya.

Oleh sebab itu, kata dia, jangan sampai produk-produk Indonesia yang lainnya kalah karena diserang asing. Sebab, brand Indonesia sebetulnya mampu untuk menjelajah dunia.

"Kita sebetulnya mampu untuk menjelajah dunia. Kalau kita tarik garis lurus ke atas, semakin ke atas, brand kita dikenal di seluruh dunia. Kalau ke samping, brand kita melokal di domestik dan domestik negara lain. Itu ciri brand yang sukses dan harus dipertahankan," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1645 seconds (0.1#10.140)