Suzuki Genjot Ekspor Mobil
A
A
A
CIKARANG - PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) berkomitmen meningkatkan ekspor produk mobilnya sebesar 10–20% per tahun, seiring beroperasinya pabrik baru di Cikarang. Namun, pemerintah diminta memperbaiki iklim usaha di Indonesia agar lebih efisien dan berdaya saing.
Presiden Direktur PT SIM Suji Oishi mengatakan, Suzuki Indonesia pada 2014 telah mengekspor 25.000 unit kendaraan roda empat ke-84 negara. Ekspor terbesar ditujukan ke negara- negara kawasan ASEAN seperti Thailand dan Vietnam, Amerika Latin, Cile, Peru, dan Guatemala.
”Dengan adanya pabrik baru ini, kami secara bertahap akan meningkatkan volume ekspor sekitar 10–20% per tahun. Tahun ini ekspor ditargetkan 30.000 unit,” ujarnya di sela-sela peresmian pabrik PT Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang di Kawasan Industri Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi, kemarin. Menurut Oishi, keberhasilan suatu produk di pasar domestik maupun ekspor sangat bergantung pada kualitas dan harga yang bersaing.
Pihaknya pun meminta dukungan pemerintah untuk mengeliminasi berbagai masalah yang bisa menyebabkan kegiatan produksi menjadi tidak efisien dan tidak kompetitif. Beberapa masalah tersebut di antaranya infrastruktur yang belum memadai, logistik, bunga bank, dan masalah industrial lain. ”Itu semua bisa berdampak pada produktivitas yang tidak menguntungkan untuk bisa bersaing di pasar global. Kami pun minta dukungan pemerintah untuk memperbaikinya,” tegasnya.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Y Tanisaki mengatakan, dari berbagai pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang, Indonesia mengharapkan peningkatan investasi dari Jepang terutama yang berorientasi ekspor. Namun, iklim usaha perlu ditata lebih lanjut. ”Kita akan diskusikan bersama Pemerintah Indonesia. Kami akan berusaha merealisasikan dan kami juga mohon dukungan dari Pemerintah Indonesia untuk menata iklim bisnis di Indonesia,” tukasnya.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, pemerintah akan memberi kemudahan dan kelancaran bagi investor, khususnya yang akan menanamkan modalnya di sektor manufaktur. Pemerintah akan duduk bersama pengusaha untuk mendiskusikan berbagai kemudahan dan insentif yang bisa diberikan.
Terkait Suzuki Indonesia, salah satu permintaan adalah agar Pemerintah Indonesia aktif membangun hubungan bilateral dengan Cile maupun Peru, mengingat kedua negara tersebut juga potensial menjadi pasar ekspor produk automotif Indonesia. ”Kerangkanya bisa berupa perjanjian perdagangan bebas atau yang lainnya. Tapi, memang pemerintah sedang melakukan persiapan perundingan,” ujar dia.
Lebih lanjut Mendag mengapresiasi kiprah Suzuki yang sudah 42 tahun berproduksi di Indonesia. Selain meningkatkan ekspor, Mendag berharap ada peningkatan nilai tambah di dalam negeri. Dalam hal ini, sekitar 800% komponen produk kendaraan roda empat Suzuki dihasilkan di dalam negeri termasuk mesin. Beberapa komponen bahkan dijadikan basis untuk dipasok ke industri automotif di Thailand dan negara lain.
”Saya melihat kalau nanti semua industri automotif pabriknya sudah ada semuanya dan sudah terpasang, maka dalam lima tahun ini neraca perdagangan dari industri automotif nilainya bisa lebih dari USD5 miliar,” sebutnya. Kementerian Perdagangan mencatat, selama periode 2010–2014 ekspor Indonesia untuk mobil dan bagiannya mengalami pertumbuhan yang sangat baik, mencapai 26,92%.
Pada 2010 ekspor hanya tercatat sebesar USD1,1 miliar dan naik menjadi USD2,9 miliar pada 2014, dengan negara tujuan ekspor antara lain Arab Saudi, Filipina, Uni Emirat Arab, Thailand, dan Jepang. Sementara, pada periode Januari–Maret 2015 ekspor mobil dan bagiannya mencapai USD700,8 juta. Menurut Mendag, Indonesia kaya sumber daya manusia yang terampil dan mumpuni yang dibutuhkan industri automotif. Indonesia juga didukung industri komponen kendaraan bermotor.
Pabrik baru PT SIM di Cikarang diklaim sebagai pabrik terbesar dan terluas di antara pabrik- pabrik yang dimiliki di Indonesia saat ini. Dengan total investasi USD1 miliar, pabrik SIM yang ke-4 ini berdiri di lahan seluas 130,7 hektare dan kapasitas produksi 106.000 unit per tahun.
Pabrik yang dibangun sejak 2012 sementara ini baru memproduksi mobil Suzuki Ertiga seluruh tipe untuk pasar domestik dan ekspor tujuan ke Thailand dan Brunei Darussalam, serta mesin Ertiga (K14B/1.400cc) dan Karimun Wagon R (K10B/1.000cc). Pabrik tersebut juga memproduksi transmisi kendaraan roda empat untuk pasar nasional dan ekspor ke Thailand dan Pakistan. Tipe-tipe produk mobil baru Suzuki juga akan diproduksi di pabrik ini.
”Pabrik ini juga dilengkapi dengan mesin produksi robotik yang jumlah dan kualitasnya sama dengan pabrik Suzuki di Jepang, Jadi, saya jamin kualitasnya baik,” tandas Chairman Suzuki Motor Corporation Osamu Suzuki.
Inda susanti
Presiden Direktur PT SIM Suji Oishi mengatakan, Suzuki Indonesia pada 2014 telah mengekspor 25.000 unit kendaraan roda empat ke-84 negara. Ekspor terbesar ditujukan ke negara- negara kawasan ASEAN seperti Thailand dan Vietnam, Amerika Latin, Cile, Peru, dan Guatemala.
”Dengan adanya pabrik baru ini, kami secara bertahap akan meningkatkan volume ekspor sekitar 10–20% per tahun. Tahun ini ekspor ditargetkan 30.000 unit,” ujarnya di sela-sela peresmian pabrik PT Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang di Kawasan Industri Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi, kemarin. Menurut Oishi, keberhasilan suatu produk di pasar domestik maupun ekspor sangat bergantung pada kualitas dan harga yang bersaing.
Pihaknya pun meminta dukungan pemerintah untuk mengeliminasi berbagai masalah yang bisa menyebabkan kegiatan produksi menjadi tidak efisien dan tidak kompetitif. Beberapa masalah tersebut di antaranya infrastruktur yang belum memadai, logistik, bunga bank, dan masalah industrial lain. ”Itu semua bisa berdampak pada produktivitas yang tidak menguntungkan untuk bisa bersaing di pasar global. Kami pun minta dukungan pemerintah untuk memperbaikinya,” tegasnya.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Y Tanisaki mengatakan, dari berbagai pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang, Indonesia mengharapkan peningkatan investasi dari Jepang terutama yang berorientasi ekspor. Namun, iklim usaha perlu ditata lebih lanjut. ”Kita akan diskusikan bersama Pemerintah Indonesia. Kami akan berusaha merealisasikan dan kami juga mohon dukungan dari Pemerintah Indonesia untuk menata iklim bisnis di Indonesia,” tukasnya.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, pemerintah akan memberi kemudahan dan kelancaran bagi investor, khususnya yang akan menanamkan modalnya di sektor manufaktur. Pemerintah akan duduk bersama pengusaha untuk mendiskusikan berbagai kemudahan dan insentif yang bisa diberikan.
Terkait Suzuki Indonesia, salah satu permintaan adalah agar Pemerintah Indonesia aktif membangun hubungan bilateral dengan Cile maupun Peru, mengingat kedua negara tersebut juga potensial menjadi pasar ekspor produk automotif Indonesia. ”Kerangkanya bisa berupa perjanjian perdagangan bebas atau yang lainnya. Tapi, memang pemerintah sedang melakukan persiapan perundingan,” ujar dia.
Lebih lanjut Mendag mengapresiasi kiprah Suzuki yang sudah 42 tahun berproduksi di Indonesia. Selain meningkatkan ekspor, Mendag berharap ada peningkatan nilai tambah di dalam negeri. Dalam hal ini, sekitar 800% komponen produk kendaraan roda empat Suzuki dihasilkan di dalam negeri termasuk mesin. Beberapa komponen bahkan dijadikan basis untuk dipasok ke industri automotif di Thailand dan negara lain.
”Saya melihat kalau nanti semua industri automotif pabriknya sudah ada semuanya dan sudah terpasang, maka dalam lima tahun ini neraca perdagangan dari industri automotif nilainya bisa lebih dari USD5 miliar,” sebutnya. Kementerian Perdagangan mencatat, selama periode 2010–2014 ekspor Indonesia untuk mobil dan bagiannya mengalami pertumbuhan yang sangat baik, mencapai 26,92%.
Pada 2010 ekspor hanya tercatat sebesar USD1,1 miliar dan naik menjadi USD2,9 miliar pada 2014, dengan negara tujuan ekspor antara lain Arab Saudi, Filipina, Uni Emirat Arab, Thailand, dan Jepang. Sementara, pada periode Januari–Maret 2015 ekspor mobil dan bagiannya mencapai USD700,8 juta. Menurut Mendag, Indonesia kaya sumber daya manusia yang terampil dan mumpuni yang dibutuhkan industri automotif. Indonesia juga didukung industri komponen kendaraan bermotor.
Pabrik baru PT SIM di Cikarang diklaim sebagai pabrik terbesar dan terluas di antara pabrik- pabrik yang dimiliki di Indonesia saat ini. Dengan total investasi USD1 miliar, pabrik SIM yang ke-4 ini berdiri di lahan seluas 130,7 hektare dan kapasitas produksi 106.000 unit per tahun.
Pabrik yang dibangun sejak 2012 sementara ini baru memproduksi mobil Suzuki Ertiga seluruh tipe untuk pasar domestik dan ekspor tujuan ke Thailand dan Brunei Darussalam, serta mesin Ertiga (K14B/1.400cc) dan Karimun Wagon R (K10B/1.000cc). Pabrik tersebut juga memproduksi transmisi kendaraan roda empat untuk pasar nasional dan ekspor ke Thailand dan Pakistan. Tipe-tipe produk mobil baru Suzuki juga akan diproduksi di pabrik ini.
”Pabrik ini juga dilengkapi dengan mesin produksi robotik yang jumlah dan kualitasnya sama dengan pabrik Suzuki di Jepang, Jadi, saya jamin kualitasnya baik,” tandas Chairman Suzuki Motor Corporation Osamu Suzuki.
Inda susanti
(ars)