Upah Naik, Ekonomi AS Menguat

Minggu, 07 Juni 2015 - 10:26 WIB
Upah Naik, Ekonomi AS Menguat
Upah Naik, Ekonomi AS Menguat
A A A
WASHINGTON - Ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda penguatan dengan semakin cepatnya penambahan lapangan kerja dan kenaikan upah pegawai di level tercepat pada Mei.

Perkembangan terbaru ini memberi Bank Sentral AS (Federal Reserve/Fed) lebih banyak alasan untuk segera menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. ”Ekonomi menambah 280.000 tenaga kerja pada Mei, lebih banyak dibandingkan proyeksi dan di atas level tahun lalu sebesar 251.000 per bulan,” ungkap pernyataan Departemen Tenaga Kerja AS, dikutip kantor berita AFP.

Tingkat kenaikan upah yang flat sejak resesi 2008-2009, juga naik sebagai indikasi bahwa pasar tenaga kerja semakin ketat. Adapun, tingkat pengangguran sebesar 5,5%, yang menunjukkan tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak meningkat, sebaliknya justru terjadi penambahan pegawai baru di pasar tenaga kerja. Data tersebut didukung oleh peningkatan level partisipasi tenaga kerja menjadi 62,9%, tetap rendah dalam standar historis tapi naik 0,1% poin tiap bulan pada April dan Mei.

”Pasar tenaga kerja AS akhirnya keluar dari keputusasaan musim dingin,” kata Harm Bandholz, kepala ekonom AS di UniCredit. Laporan Mei menunjukkan industri jasa dengan mudah mengimbangi PHK skala besar dalam industri minyak akibat gejolak harga minyak mentah dan lemahnya penciptaan lapangan kerja di manufaktur akibat dolar yang menguat.

Bisnis di sektor layanan kesehatan, penjualan ritel, dan pariwisata membuka banyak tenaga kerja baru selama Mei dan penguatan juga terjadi di sektor konstruksi dan pemerintahan. Rata-rata gaji naik 2,3% dari tahun lalu dan naik 2,9% pada level tahunan selama tiga bulan terakhir, tingkat tertinggi sejak 2009. Data lain juga menunjukkan pasar yang menguat: yakni data pengangguran jangka pendek dan PHK di pasar tenaga kerja yang turun drastis.

Para ekonom menyebut data tenaga kerja pada Mei itu bagus. ”Ekonomi menunjukkan sinyal penguatan kembali dari penurunan yang terlihat jejak awal tahun, dengan upah yang naik dan mengurangi kekhawatiran tentang pelemahan ekonomi,” tutur Chris Williamson, kepala ekonom Markit. Ian Shepherdson dari Pantheon Macroeconomics menjelaskan, data Mei terbaik ialah laporan penciptaan lapangan kerja untuk dua bulan sebelumnya yang direvisi naik mencapai 32.000.

”Jika gaji terus naik pada level ini, dan semua indikator menunjukkan hal yang sama, tingkat pengangguran akan terus mengalami tren penurunan yang cepat,” ujarnya. ”Jika laporan tenaga kerja Juni kuat seperti ini, peningkatan Juli tidak bisa dihindari, jika tidak, kami pikir September menjadi bulan terakhir untuk langkah Fed,” papar Shepherdson.

Pasar menyambut laporan tenaga kerja itu dengan cara yang sama. Yield obligasi naik, dengan treasury lima tahun naik dari 1,67% menjadi 1,75%, dan dolar naik sekitar 1% terhadap euro menjadi USD1,1113. Analis menyatakan, Fed harus menunggu beberapa bulan untuk data yang lebih kuat demi memastikan ekonomi dapat bertahan menghadapi kenaikan suku bunga.

Data terbaru lainnya menunjukkan beberapa penurunan termasuk lemahnya output industri, penurunan produktivitas dan tanda bahwa konsumen AS tetap enggan berbelanja, fenomena yang masih menjadi teka-teki para ekonom. Meski demikian, jika kenaikan gaji terus terjadi, banyak analis berpikir konsumen dapat mulai melonggarkan ikat pinggang.

Itu terlihat dalam peningkatan penjualan mobil bulan lalu yang mencapai level terbaik dalam satu dekade dan proyeksi musim panas yang kuat untuk pariwisata dan industri hiburan. ”Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa pertumbuhan gaji akan terus naik. Yang patut digarisbawahi ialah data tenaga kerja Mei menunjukkan momentum ekonomi dan membuat para pembuat kebijakan moneter memulai proses normalisasi suku bunga pada September ini,” kata analis di Deutsche Bank.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4887 seconds (0.1#10.140)