Ekonomi Hijau Dorong Pertumbuhan Berkelanjutan

Rabu, 10 Juni 2015 - 08:21 WIB
Ekonomi Hijau Dorong...
Ekonomi Hijau Dorong Pertumbuhan Berkelanjutan
A A A
JAKARTA - Bank Dunia menyebutkan bahwa pengembangan ekonomi hijau berbasis lingkungan akan dapat mendorong pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan inklusif untuk mengatasi kesenjangan.

Sebaliknya, pertumbuhanekonomiyang dicapai dengan mengorbankan lingkungan akan berdampak buruk dan tidak semua pihak, terutama masyarakat miskin, mendapatkan manfaat dari keberhasilan ekonomi tersebut. ”Mengupayakan infrastruktur hijau pada hari ini dapat memberikan manfaat dalam beberapa dekade ke depan, bahkan negara-negara berkembang bisa lebih dahulu mencapai pertumbuhan hijau,” ujar Direktur Pelaksana Grup Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati di pembukaan konferensi ”Indonesia Green Infrastructure Summit” di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, jika terus bertahan dengan cara lama, maka manfaat pertumbuhan ekonomi akan berkurang karena sumber daya alam akan habis dengan cepat. Hal itu berimplikasi pada meningkatnya kerentanan dalam menghadapi perubahan iklim atau risiko kesehatan. Sri mengatakan, sebagai upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan inklusif, harus ada pemanfaatan produksi energi yang bersih dan penggunaannya efisien dalam mengurangi kemiskinan.

”Untuk mengatasinya, pembangkit energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi harus segera dimaksimalkan. Indonesia memiliki 40% potensi energi panas bumi dunia, yang bila dikelola dengan baik akan membantu target melipatgandakan energi terbarukan untuk pembangkit,” ujarnya.

Menurut dia, masih ada kecenderungan lazim di negara yang memiliki sumber daya seperti Indonesia yaitu peraturan yang saling bertentangan, tumpang tindih mandat, inefisiensi penggunaan lahan, intervensi kelompok elite dan sikap yang sulit berubah. Sri mengatakan, tidak ada model pertumbuhan hijau yang cocok untuk semua negara, sehingga opsi kebijakan dan investasi harus disesuaikan dengan kebutuhan khusus setiap negara dan diatur melalui strategi yang komprehensif.

Selain itu, kata dia, masih banyak negara yang khawatir bahwa pembangunan ramah lingkungan akan lebih mahal, apalagi tidak banyak negara berkembang yang memiliki pasar modal dan sistem perbankan yang sesuai standar. Namun, investasi dalam bidang teknologi bersih untuk mewujudkan pertumbuhan ramah lingkungan menurutnya harus terus diupayakan.

Ant
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4630 seconds (0.1#10.140)