BBM Mahal, Pemerintah Diminta Tidak Boros
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara meminta pemerintah tidak bermewah-mewahan alias boros, di saat masyarakat justru dituntut prihatin dengan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus naik.
Dia mengatakan, masyarakat sedianya bisa memahami bahwa saat ini harga BBM telah mengikuti harga keekonomian, mengingat BBM yang masih 60% disokong oleh impor.
"Cuma masyarakat itu juga mau pemerintah itu kerjanya benar. Okelah anda (pemerintah) menaikkan (harga BBM), tapi anda jangan bermewah-mewahan dong," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (13/6/2015).
Marwan mencontohkan, pesta pernikahan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sampai memakan waktu berhari-hari, hingga Jokowi dan beberapa staf serta ajudannya harus berkantor di Solo sementara waktu. ( Baca: Harga Premium Naik Lagi Setelah Lebaran)
"Itu kan boros (pesta berhari-hari). Kalau Jokowi ke Solo, pengawal pun ke sana. Mana ada pengawal yang membiayai ongkos dia ke Solo. Itu kan dia yang bayar negara juga. Menteri pada datang. Pokoknya itu semuanya pakai duit," imbuh dia.
Menurutnya, jika rakyat diajak prihatin dengan diminta membayar harga BBM dengan harga tinggi, maka pemimpin negara pun sudah seharusnya hidup prihatin dan tidak bermewah-mewahan.
"Terus kerja enggak becus, misalnya tidak bisa mengendalikan harga jelang Ramadan. Kenapa pemerintah tidak bisa membuat harga menjelang lebaran tidak naik. Ngapain aja mereka? Apa gunanya dong para pembantunya Jokowi," tandas dia.
Baca:
BBM Selama Ramadan-Lebaran Diharapkan Tak Naik
Masyarakat Protes Harga BBM Premium Naik Usai Lebaran
BBM Naik, Pemerintah Diminta Tak Korbankan Rakyat Kecil
Dia mengatakan, masyarakat sedianya bisa memahami bahwa saat ini harga BBM telah mengikuti harga keekonomian, mengingat BBM yang masih 60% disokong oleh impor.
"Cuma masyarakat itu juga mau pemerintah itu kerjanya benar. Okelah anda (pemerintah) menaikkan (harga BBM), tapi anda jangan bermewah-mewahan dong," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (13/6/2015).
Marwan mencontohkan, pesta pernikahan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sampai memakan waktu berhari-hari, hingga Jokowi dan beberapa staf serta ajudannya harus berkantor di Solo sementara waktu. ( Baca: Harga Premium Naik Lagi Setelah Lebaran)
"Itu kan boros (pesta berhari-hari). Kalau Jokowi ke Solo, pengawal pun ke sana. Mana ada pengawal yang membiayai ongkos dia ke Solo. Itu kan dia yang bayar negara juga. Menteri pada datang. Pokoknya itu semuanya pakai duit," imbuh dia.
Menurutnya, jika rakyat diajak prihatin dengan diminta membayar harga BBM dengan harga tinggi, maka pemimpin negara pun sudah seharusnya hidup prihatin dan tidak bermewah-mewahan.
"Terus kerja enggak becus, misalnya tidak bisa mengendalikan harga jelang Ramadan. Kenapa pemerintah tidak bisa membuat harga menjelang lebaran tidak naik. Ngapain aja mereka? Apa gunanya dong para pembantunya Jokowi," tandas dia.
Baca:
BBM Selama Ramadan-Lebaran Diharapkan Tak Naik
Masyarakat Protes Harga BBM Premium Naik Usai Lebaran
BBM Naik, Pemerintah Diminta Tak Korbankan Rakyat Kecil
(izz)