Dorong Diversifikasi Produk Ekspor

Rabu, 17 Juni 2015 - 09:50 WIB
Dorong Diversifikasi Produk Ekspor
Dorong Diversifikasi Produk Ekspor
A A A
JAKARTA - Pemerintah mendorong diversifikasi produk dan pasar ekspor untuk mengimbangi penurunan permintaan impor dari negara-negara mitra dagang utama. Cara lain juga dilakukan dengan meningkatkan dialog kerja sama bilateral.

Dalam lima bulan pertama 2015, permintaan impor dari negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia masih melemah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara kumulatif ekspor Januari-Mei 2015 senilai USD64,72 miliar atau menurun 11,84% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, melemahnya kinerja ekspor Indonesia mengonfirmasi belum membaiknya permintaan global. Hal ini bisa diamati dari menurunnya angka impor di sejumlah negara. ”Antara lain, permintaan pasar impor Jepang yang menurun 20,8% selama Januari-April 2015. Demikian halnya pasar impor China, Amerika Serikat (AS), dan Singapura yang masing- masing mengalami penurunan sebesar 20,9%; 2,8%; dan 21,2%,” ujar Mendag di Jakarta kemarin.

Sebagai catatan, selama periode Januari–April 2015 itu, ekspor Indonesia ke empat negara tersebut juga menunjukkan penurunan dibanding periode yang sama 2014. Ekspor Indonesia ke Jepang, China, AS, dan Singapura masing-masing menurun 22,96%; 41%; 0,23%; dan 23,35%. Sementara, Kemendag mencatat penurunan ekspor pada periode Januari-Mei 2015 ke sekurangnya 10 negara, yaitu Australia, China, Singapura, Italia, Thailand, Jepang, Belanda, Jerman, Korea, AS.

Hal ini mengonfirmasi pernyataan BPS sebelumnya yang mengungkapkan bahwa ekspor Indonesia ke 13 negara potensial mengalami penurunan. Rachmat menegaskan pentingnya diversifikasi produk dan pasar ekspor. Selama ini Indonesia terlalu bergantung kepada negara tujuan ekspor dan produk-produk yang itu-itu saja. Padahal, banyak pasar-pasar ekspor yang belum dikembangkan dan difokuskan seperti Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, juga Eropa bagian timur.

Rachmat berjanji lebih aktif melakukan pertemuan dan dialog kerja sama bilateral dengan negara-negara pasar baru yang potensial itu. ”Contohnya, perdagangan kita dengan Swiss sebelumnya cenderung stagnan. Setelah ada pembicaraan, ekspor kita ke sana meningkat. Jadi, memang harus aktif membuka dialog dengan negara lain. Produk-produk kita juga didorong untuk mengisi pasar-pasar ekspor,” tuturnya.

Terkait produk potensial ekspor, salah satu yang akan didorong adalah produk-produk yang bahan bakunya bersumber dari dalam negeri, misalnya furnitur dan kerajinan tangan. ”Selain itu, produk makanan dan minuman, tekstil, juga kita dorong ekspornya,” pungkasnya. Adapun, ekspor nonmigas periode Januari-Mei 2015 mencapai USD56,19 miliar atau menurun 7,15% dibanding periode yang sama 2014 senilai USD60,52 miliar.

Kendati menurun, ekspor nonmigas ke beberapa negara mitra dagang masih menunjukkan peningkatan signifikan, seperti Swiss, Tanzania, Aljazair, India, Taiwan, Malaysia, dan Arab Saudi. Ekspor nonmigas ke Swiss bahkan tumbuh lebih dari 1.800%. ”Ekspor nonmigas ke India nilainya USD562,1 juta atau tumbuh 11,9% dengan komoditas ekspor antara lain bijih, perhiasan/permata, bahan bakar mineral, serat staplebuatan, besi dan baja,” sebut Dirjen Peningkatan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishaq.

Adapun, beberapa produk ekspor Indonesia yang naik signifikan ke pasar Malaysia adalah minyak sawit mentah CPO, tembaga, serta ikan dan udang. Sedangkan, perhiasan, tembaga, dan timah adalah beberapa produk ekspor Indonesia yang naik signifikan selama periode Januari-Mei 2015.

Kendati demikian, pada periode Januari-Mei 2015, ekspor sektor industri yang merupakan sektor yang mendominasi ekspor nonmigas Indonesia mengalami penurunan sebesar 6,7% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Inda susanti
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5046 seconds (0.1#10.140)