Produksi dan Permintaan Bikin Harga Minyak Turun
A
A
A
SEOUL - Harga minyak dunia turun tipis di perdagangan hari ini karena produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) diperkirakan meningkat tahun ini, ditambah berlanjutnya kekhawatiran atas permintaan.
Minyak mentah AS untuk pengiriman Juli susut 4 sen menjadi USD60,41/barel pada pukul 23.02 ET atau sekitar 11.02 WIB setelah ditutup naik 53 sen pada sesi sebelumnya.
Sementara minyak brent untuk pengiriman Agustus turun 7 sen menjadi USD64,19/barel, setelah ditutup naik 39 sen pada hari kemarin.
Produsen minyak AS memproyeksikan kenaikan produksi minyak pada tahun ini, bahkan ketika mereka telah menurunkan aktivitas pengeboran untuk mengatasi kemerosotan harga minyak hampir 45%. Adapun, potensi peningkatan impor ke Amerika Serikat juga bisa menekan harga minyak.
"Turunnya harga minyak Brent/WTI meningkatkan impor daripada pembelian di dalam negeri," tulis ANZ seperti dilansir dari Reuters, Jumat (19/6/2015).
Volume minyak mentah dan minyak bumi turun AS 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya pada pekan lalu karena tingginya impor di tengah melambatnya pembelian dari daerah seperti North Dakota. Permintaan untuk produk minyak tetap lemah.
Sementara Petrobras, perusahaan minyak Brasil kembali mengimpor bensin dan menjualnya di harga rendah. Di Asia, pasar minyak kemungkinan menuju kuartal terburuk dalam lebih dari lima tahun terakhir karena meningkatnya pasokan dan melambatnya permintaan konsumen terbesar di kawasan ini.
Kendati demikian, Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi optimistis permintaan minyak global akan meningkat dalam beberapa bulan ini, meski dia mencatat terjadi penurunan tingkat komersial dan peningkatan harga.
Sementara Rusia sebagai pemasok minyak terbesar kedua ke pasar global, dan Saudi yang merupakan eksportir minyak terbesar dunia, berencana membahas perjanjian kerja sama di sebuah forum ekonomi di St Petersburg.
Minyak mentah AS untuk pengiriman Juli susut 4 sen menjadi USD60,41/barel pada pukul 23.02 ET atau sekitar 11.02 WIB setelah ditutup naik 53 sen pada sesi sebelumnya.
Sementara minyak brent untuk pengiriman Agustus turun 7 sen menjadi USD64,19/barel, setelah ditutup naik 39 sen pada hari kemarin.
Produsen minyak AS memproyeksikan kenaikan produksi minyak pada tahun ini, bahkan ketika mereka telah menurunkan aktivitas pengeboran untuk mengatasi kemerosotan harga minyak hampir 45%. Adapun, potensi peningkatan impor ke Amerika Serikat juga bisa menekan harga minyak.
"Turunnya harga minyak Brent/WTI meningkatkan impor daripada pembelian di dalam negeri," tulis ANZ seperti dilansir dari Reuters, Jumat (19/6/2015).
Volume minyak mentah dan minyak bumi turun AS 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya pada pekan lalu karena tingginya impor di tengah melambatnya pembelian dari daerah seperti North Dakota. Permintaan untuk produk minyak tetap lemah.
Sementara Petrobras, perusahaan minyak Brasil kembali mengimpor bensin dan menjualnya di harga rendah. Di Asia, pasar minyak kemungkinan menuju kuartal terburuk dalam lebih dari lima tahun terakhir karena meningkatnya pasokan dan melambatnya permintaan konsumen terbesar di kawasan ini.
Kendati demikian, Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi optimistis permintaan minyak global akan meningkat dalam beberapa bulan ini, meski dia mencatat terjadi penurunan tingkat komersial dan peningkatan harga.
Sementara Rusia sebagai pemasok minyak terbesar kedua ke pasar global, dan Saudi yang merupakan eksportir minyak terbesar dunia, berencana membahas perjanjian kerja sama di sebuah forum ekonomi di St Petersburg.
(rna)