Gerai Maritim untuk Tekan Disparitas Harga
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah meluncurkan program Gerai Maritim guna menekan disparitas harga barang kebutuhan pokok antarpulau. Program tersebut diharapkan menurunkan perbedaan harga barang menjadi kurang dari 13,5% dibanding saat ini 35%.
Uji coba program tersebut diawali dengan diberangkatkannya kapal KM Gunung Dempo dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, kemarin. Kapal tersebut akan menempuh rute Jakarta menuju Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Di atas kapal penumpang itu turut diangkut barang kebutuhan pokok dan penting sebanyak 13 kontainer berisi minyak goreng, telur ayam, daging ayam, tepung terigu, beras, gula, mi instan, dan bahan kebutuhan pokok lainnya.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, Gerai Maritim diluncurkan untuk memperkecil disparitas harga antarpulau dan memperkuat pasar dalam negeri. Peluncuran program ini sekaligus sebagai program Kementerian Perdagangan (Kemendag) menindaklanjuti program tol laut Presiden Jokowi dan persiapan jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN awal 2016.
”Pemerintah berupaya meningkatkan efisiensi sehingga produk yang diterima konsumen adalah produk yang baik dengan harga baik. Mudahmudahan program ini bukan karena puasa atau mau Lebaran saja, tapi betul-betul ada langkah konkret untuk memecahkan berbagai persoalan,” ucapnya di sela-sela peluncuran uji coba Gerai Maritim di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin.
Menurut Mendag Gobel, Gerai Maritim merupakan bukti upaya pemerintah untuk menjamin ketersediaan, kelancaran arus barang, dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting. ”Target disparitas harga di bawah13,5%. Serendah mungkin mau kita turunkan,” tegasnya.
Dalam uji coba Gerai Maritim tujuan Serui, Kemendag bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, PT Pelni, dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Setelah ditandatanganinya Peraturan Presiden Tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting baru-baru ini, Kemenhub dapat menyusun program kebijakan terkait Gerai Maritim seperti fasilitasi angkutan barang kebutuhan pokok.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, Kemenhub telah menetapkan subsidi perintis untuk kapal angkutan barang terjadwal di enam titik yang akan dilayani. Pasca-Lebaran program ini diharapkan sudah bisa berjalan secara reguler sehingga bisa menekan perbedaan harga atau menormalkan harga barang di mana pun di Nusantara.
”Kalau nanti angkutan barangnya sudah terjadwal secara reguler, maka akan ada kontainer,” sebutnya. Direktur Utama PT Pelni Sulistyo Wimbo Hardjito menambahkan, uji coba Gerai Maritim memang masih menggunakan kapal penumpang, namun ke depan akan ada sekitar enam kapal yang disewa khusus untuk menjalankan program ini secara reguler.
Kapal-kapal ini juga akan diupayakan untuk bisa menyambangi pelabuhan- pelabuhan kecil. ”Pelni hingga saat ini sudah melayani 94 pelabuhan komersial dan nonkomersial. Bersama Kemenhub (untuk program Gerai Maritim) kita siapkan lima titik di antaranya Serui, Tobelo, Tual, Anambas. Contohnya Anambas saat musim barat tidak ada kapal berlayar sehingga angkutan dengan kapal Pelni menjadi unggulan,” paparnya.
Inda Susanti
Uji coba program tersebut diawali dengan diberangkatkannya kapal KM Gunung Dempo dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, kemarin. Kapal tersebut akan menempuh rute Jakarta menuju Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Di atas kapal penumpang itu turut diangkut barang kebutuhan pokok dan penting sebanyak 13 kontainer berisi minyak goreng, telur ayam, daging ayam, tepung terigu, beras, gula, mi instan, dan bahan kebutuhan pokok lainnya.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, Gerai Maritim diluncurkan untuk memperkecil disparitas harga antarpulau dan memperkuat pasar dalam negeri. Peluncuran program ini sekaligus sebagai program Kementerian Perdagangan (Kemendag) menindaklanjuti program tol laut Presiden Jokowi dan persiapan jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN awal 2016.
”Pemerintah berupaya meningkatkan efisiensi sehingga produk yang diterima konsumen adalah produk yang baik dengan harga baik. Mudahmudahan program ini bukan karena puasa atau mau Lebaran saja, tapi betul-betul ada langkah konkret untuk memecahkan berbagai persoalan,” ucapnya di sela-sela peluncuran uji coba Gerai Maritim di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin.
Menurut Mendag Gobel, Gerai Maritim merupakan bukti upaya pemerintah untuk menjamin ketersediaan, kelancaran arus barang, dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting. ”Target disparitas harga di bawah13,5%. Serendah mungkin mau kita turunkan,” tegasnya.
Dalam uji coba Gerai Maritim tujuan Serui, Kemendag bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, PT Pelni, dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Setelah ditandatanganinya Peraturan Presiden Tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting baru-baru ini, Kemenhub dapat menyusun program kebijakan terkait Gerai Maritim seperti fasilitasi angkutan barang kebutuhan pokok.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, Kemenhub telah menetapkan subsidi perintis untuk kapal angkutan barang terjadwal di enam titik yang akan dilayani. Pasca-Lebaran program ini diharapkan sudah bisa berjalan secara reguler sehingga bisa menekan perbedaan harga atau menormalkan harga barang di mana pun di Nusantara.
”Kalau nanti angkutan barangnya sudah terjadwal secara reguler, maka akan ada kontainer,” sebutnya. Direktur Utama PT Pelni Sulistyo Wimbo Hardjito menambahkan, uji coba Gerai Maritim memang masih menggunakan kapal penumpang, namun ke depan akan ada sekitar enam kapal yang disewa khusus untuk menjalankan program ini secara reguler.
Kapal-kapal ini juga akan diupayakan untuk bisa menyambangi pelabuhan- pelabuhan kecil. ”Pelni hingga saat ini sudah melayani 94 pelabuhan komersial dan nonkomersial. Bersama Kemenhub (untuk program Gerai Maritim) kita siapkan lima titik di antaranya Serui, Tobelo, Tual, Anambas. Contohnya Anambas saat musim barat tidak ada kapal berlayar sehingga angkutan dengan kapal Pelni menjadi unggulan,” paparnya.
Inda Susanti
(bbg)