Hadapi MEA, KSP Intidana Perkuat Jaringan TI
Hadapi MEA, KSP Intidana Perkuat Jaringan TI
A
A
A
SEMARANG - KSP Intidana terus meningkatkan kualitas mutu sumber daya manusia (SDM), serta memperkuat jaringan teknologi informasi (TI) menjelang diperlakukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015.
CEO KSP Intidana Handoko mengatakan, jelang diberlakukannya MEA menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi pertumbuhan koperasi di Indonesia. Pasalnya dengan diperlakukannya MEA, akan meningkatkan persaingan di sektor koperasi dan Perbankan.
"Pada 2015 kami akan melakukan serangkaian program kerja untuk terus meningkatkan ketersediaan dan keandalan teknologi informasi. Beberapa di antarnya, mengembangkan mini ATM melalui 1.000 mesin EDC sebagai bentuk dukungan atas gerakan non tunai (cashless)," kata CEO KSP Intidana Handoko, Minggu (28/6/2015).
Menurutnya, koperasi harus tumbuh besar karena kunci perekonomian Indonesia adalah koperasi. Jika koperasi sudah kuat, maka perusahaan besar ASEAN tidak mudah menyerang perekonomian negara.
Salah satu teknologi yang kini sedang dikembangkan KSP Intidana adalah aplikasi sistem informasi koperasi (sik) yang dapat digunakan para jajaran pimpinan KSP Intidana untuk memantau grafik perkembangan kegiatan usaha funding dan lending seluruh cabang secara realtime 24 jam.
Selain terus meningkatkan teknologi, awal 2016 KSP Intidana juga membidik ekspansi ke luar Jawa yakni ke Samarinda, Kalimantan Timur. "Beberapa daerah kita sudah survai dan hasilnya bagus," ucapnya.
Sekretaris pengurus KSP Intidana Altamira Visiesti menambahkan, di tengah kondisi perekononian yang sulit KSP Intidana masih tetap tumbuh baik. Pertumbuhan aset KSP sampai Maret mencapai Rp1,1 triliun. Sementara untuk volume simpanan mencapai Rp92 miliar, Simpanan Berjangka Rp700,5 miliar, serta kredit sebesar Rp549,8 miliar.
"Memasuki kuartal III, kami tetap konsisten untuk melanjutkan pengembangan bisnis di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)," tandasnya.
CEO KSP Intidana Handoko mengatakan, jelang diberlakukannya MEA menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi pertumbuhan koperasi di Indonesia. Pasalnya dengan diperlakukannya MEA, akan meningkatkan persaingan di sektor koperasi dan Perbankan.
"Pada 2015 kami akan melakukan serangkaian program kerja untuk terus meningkatkan ketersediaan dan keandalan teknologi informasi. Beberapa di antarnya, mengembangkan mini ATM melalui 1.000 mesin EDC sebagai bentuk dukungan atas gerakan non tunai (cashless)," kata CEO KSP Intidana Handoko, Minggu (28/6/2015).
Menurutnya, koperasi harus tumbuh besar karena kunci perekonomian Indonesia adalah koperasi. Jika koperasi sudah kuat, maka perusahaan besar ASEAN tidak mudah menyerang perekonomian negara.
Salah satu teknologi yang kini sedang dikembangkan KSP Intidana adalah aplikasi sistem informasi koperasi (sik) yang dapat digunakan para jajaran pimpinan KSP Intidana untuk memantau grafik perkembangan kegiatan usaha funding dan lending seluruh cabang secara realtime 24 jam.
Selain terus meningkatkan teknologi, awal 2016 KSP Intidana juga membidik ekspansi ke luar Jawa yakni ke Samarinda, Kalimantan Timur. "Beberapa daerah kita sudah survai dan hasilnya bagus," ucapnya.
Sekretaris pengurus KSP Intidana Altamira Visiesti menambahkan, di tengah kondisi perekononian yang sulit KSP Intidana masih tetap tumbuh baik. Pertumbuhan aset KSP sampai Maret mencapai Rp1,1 triliun. Sementara untuk volume simpanan mencapai Rp92 miliar, Simpanan Berjangka Rp700,5 miliar, serta kredit sebesar Rp549,8 miliar.
"Memasuki kuartal III, kami tetap konsisten untuk melanjutkan pengembangan bisnis di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)," tandasnya.
(izz)
Explore More