RJ Lino: Waktu Tempuh Bikin Ongkos Logistik Mahal
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) RJ Lino menilai waktu tempuh alias value of time menjadi penyebab ongkos logistik ke Indonesia Timur menjadi mahal.
Dia mencontohkan, saat ini ongkos logistik di Ternate masih sangat tinggi atau sekitar 20% lebih mahal dari harga barang itu sendiri.
"Selama ini orang bicara logistic cost di Indonesia timur, ongkos angkut yang mahal, terus pas balik kosong makanya jadi mahal. Jadi saya mengamati, di Ternate itu misalnya logistic costnya 20%. Itu jauh lebih mahal dari pada harga jual barang. Tapi nilai barangnya hanya 6%. Sisanya apa? Sisanya itu value of time," ujarnya di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (29/6/2015).
Selain waktu tempuh dan lamanya perjalanan, sambung Lino, value of time juga mencakup lamanya kapal bersandar di pelabuhan, serta lamanya proses bongkar muat.
"Value barang itu sih sebetulnya hanya 1,5% sampai 6%. Value of time ini di mana dari survei, itu 1% per hari dari harga jual. Jadi yang mesti kita perbaiki di pelabuhan-pelabuhan itu adalah bagaimana bongkar muat itu cepat, barang enggak lama di pelabuhan," imbuh dia.
Dengan begitu, barang-barang yang dikirim dari Jakarta ke wilayah Indonesia Timur bisa lebih murah karena value of time bisa dikendalikan.
"Jadi, kalau semua orang yang bicara ongkos angkut dan segala macam untuk Indonesia Timur, bukan itu masalahnya. Tapi, masalahnya barang itu tidak pasti datang, lama datangnya sehingga jadinya mahal, itu yang jadi soal," pungkasnya.
Dia mencontohkan, saat ini ongkos logistik di Ternate masih sangat tinggi atau sekitar 20% lebih mahal dari harga barang itu sendiri.
"Selama ini orang bicara logistic cost di Indonesia timur, ongkos angkut yang mahal, terus pas balik kosong makanya jadi mahal. Jadi saya mengamati, di Ternate itu misalnya logistic costnya 20%. Itu jauh lebih mahal dari pada harga jual barang. Tapi nilai barangnya hanya 6%. Sisanya apa? Sisanya itu value of time," ujarnya di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (29/6/2015).
Selain waktu tempuh dan lamanya perjalanan, sambung Lino, value of time juga mencakup lamanya kapal bersandar di pelabuhan, serta lamanya proses bongkar muat.
"Value barang itu sih sebetulnya hanya 1,5% sampai 6%. Value of time ini di mana dari survei, itu 1% per hari dari harga jual. Jadi yang mesti kita perbaiki di pelabuhan-pelabuhan itu adalah bagaimana bongkar muat itu cepat, barang enggak lama di pelabuhan," imbuh dia.
Dengan begitu, barang-barang yang dikirim dari Jakarta ke wilayah Indonesia Timur bisa lebih murah karena value of time bisa dikendalikan.
"Jadi, kalau semua orang yang bicara ongkos angkut dan segala macam untuk Indonesia Timur, bukan itu masalahnya. Tapi, masalahnya barang itu tidak pasti datang, lama datangnya sehingga jadinya mahal, itu yang jadi soal," pungkasnya.
(izz)