Pembangunan 1.000 Km Jalan Tol Dipercepat
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berkomitmen mempercepat pembangun 1.000 km jalan tol selama lima tahun ke depan. Pemerintah mencatat, hingga Juni 948 km ruas tol telah beroperasi dan sepanjang 1.584 km lagi dalam masa konstruksi hingga 2019.
”Jalan tol tersebut diharapkan menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi Indonesia melalui distribusi dan mobilitas barang dan jasa masyarakat,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di Jakarta kemarin.
Basuki mengatakan, jalan tol yang akan dibangun selama lima tahun ke depan itu meliputi Lintas Sumatera, non-Lintas Sumatera, tol Trans-Jawa (Merak-Banyuwangi), tol Jabodetabek, tol non Trans-Jawa dan non-Jabodetabek, kemudian tol di Pulau Kalimantan, Bali dan Sulawesi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga mendorong secara intens sembilan ruas jalan tol dari Cikampek hingga Surabaya sepanjang 615 km. Tercatat, tol Trans Jawa terdiri dari ruas tol Cikampek-Palimanan (116,76 km), ruas Pejagan- Pemalang (57,5 km), ruas Pemalang-Batang (39,2 km), ruas Batang-Semarang (75 km), ruas Semarang-Solo (72,64 km), ruas Solo-Ngawi (90,1 km), ruas Ngawi-Kertosono (87,02 km), ruas Mojokerto-Jombang-Kertosono (40,5 km), dan ruas tol Mojokerto-Surabaya(36,27km).
Sembilan ruas tol tersebut ditargetkan selesai sebelum 2018. Presiden Joko Widodo saat meresmikan ruas tol Cikopo- Palimanan (Cipali), jalur tol terpanjang tol Trans-Jawa beberapa waktu lalu meminta seluruh ruas tol Trans-Jawa bisa tersambung pada 2018. ”Kita harap 2018 semua tol di Jawa tersambung. Pertumbuhan ekonomi hanya ditopang dua hal, stabilitas dan infrastruktur. Ini fundamental dan cepat bisa kita lakukan,” ujar Presiden.
Presiden pun meminta pembangunan infrastruktur tidak menunggu pembebasan lahan selesai hingga100% untuk memulai konstruksinya. Menurut dia, pengembang bisa mengerjakan konstruksi tol sesuai kemajuan pembebasan lahan yang ada. Dia juga meminta semua pihak bahu membahu mewujudkan pembangunan infrastruktur bagi kepentingan umum.
”Jangan sampai satu-dua orang masyarakat menghambat kepentingan jutaan masyarakat yang lain, terutama untuk pembangunan jalan tol,” tegasnya. Presiden juga mengatakan, penyelesaian infrastruktur tol Trans-Jawa akan membawa dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Menurut dia, jika tol di seluruh Jawa telah tersambung, maka distribusi logistik pun akan semakin efektif. Sejalan dengan menurunnya biaya distribusi, pertumbuhan bisnis dan ekonomi secara keseluruhan pun bakal membaik. Adapun, rencana jalan tol di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan ditargetkan bisa selesai pada 2019 terdiri atas ruas tol Manado-Bitung sepanjang (39 km) dan ruas tol Balikpapan- Samarinda (99,02 km).
Sedangkan, di Sumatera pemerintah mempercepat ruas tol Trans-Sumatera mulai Merak- Bakauheni-Bandar Lampung- Palembang-Tanjung Api-api (MBBPT) sepanjang 434 km yang terhubung dengan tol laut di Selat Sunda.
Upaya percepatan pembangunan tol Trans-Sumatera telah ditandai dengan pencanangan pembangunan dua ruas tol Trans-Sumatera oleh presiden beberapa waktu lalu, yakni Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 139 km dan ruas Palembang-Simpang Indralaya sepanjang 22 km.
Presiden saat pencanangan pembangunan itu meminta agar proyek tersebut bisa selesai dalam tiga tahun. ”Kita akan libatkan semua BUMN melalui perbaikan dermaga, membangunjalantol, untuk mengembangkan daerah Sumatera ini,” tandas Presiden.
Selain percepatan pembangunan ruas-ruas jalan tol tersebut, Basuki Hadimuljono mengintegrasikan ruas tol dalam konteks 35 wilayah pengembangan strategis, 15 kawasan industri, keterkaitan kawasan perkotaan-perdesaan dan ekonomi lokal di daerahdaerah tertinggal.
”Semuanya akan kita bangun sebisa mungkin, baik itu jalan tol yang bersentuhan dengan kebutuhan langsung masyarakat maupun jalan tol yang bersentuhan langsung dengan lokasi industri, ataupun dengan lokasi titik-titik pertumbuhan daerah,” tandasnya.
Ichsan amin
”Jalan tol tersebut diharapkan menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi Indonesia melalui distribusi dan mobilitas barang dan jasa masyarakat,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di Jakarta kemarin.
Basuki mengatakan, jalan tol yang akan dibangun selama lima tahun ke depan itu meliputi Lintas Sumatera, non-Lintas Sumatera, tol Trans-Jawa (Merak-Banyuwangi), tol Jabodetabek, tol non Trans-Jawa dan non-Jabodetabek, kemudian tol di Pulau Kalimantan, Bali dan Sulawesi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga mendorong secara intens sembilan ruas jalan tol dari Cikampek hingga Surabaya sepanjang 615 km. Tercatat, tol Trans Jawa terdiri dari ruas tol Cikampek-Palimanan (116,76 km), ruas Pejagan- Pemalang (57,5 km), ruas Pemalang-Batang (39,2 km), ruas Batang-Semarang (75 km), ruas Semarang-Solo (72,64 km), ruas Solo-Ngawi (90,1 km), ruas Ngawi-Kertosono (87,02 km), ruas Mojokerto-Jombang-Kertosono (40,5 km), dan ruas tol Mojokerto-Surabaya(36,27km).
Sembilan ruas tol tersebut ditargetkan selesai sebelum 2018. Presiden Joko Widodo saat meresmikan ruas tol Cikopo- Palimanan (Cipali), jalur tol terpanjang tol Trans-Jawa beberapa waktu lalu meminta seluruh ruas tol Trans-Jawa bisa tersambung pada 2018. ”Kita harap 2018 semua tol di Jawa tersambung. Pertumbuhan ekonomi hanya ditopang dua hal, stabilitas dan infrastruktur. Ini fundamental dan cepat bisa kita lakukan,” ujar Presiden.
Presiden pun meminta pembangunan infrastruktur tidak menunggu pembebasan lahan selesai hingga100% untuk memulai konstruksinya. Menurut dia, pengembang bisa mengerjakan konstruksi tol sesuai kemajuan pembebasan lahan yang ada. Dia juga meminta semua pihak bahu membahu mewujudkan pembangunan infrastruktur bagi kepentingan umum.
”Jangan sampai satu-dua orang masyarakat menghambat kepentingan jutaan masyarakat yang lain, terutama untuk pembangunan jalan tol,” tegasnya. Presiden juga mengatakan, penyelesaian infrastruktur tol Trans-Jawa akan membawa dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Menurut dia, jika tol di seluruh Jawa telah tersambung, maka distribusi logistik pun akan semakin efektif. Sejalan dengan menurunnya biaya distribusi, pertumbuhan bisnis dan ekonomi secara keseluruhan pun bakal membaik. Adapun, rencana jalan tol di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan ditargetkan bisa selesai pada 2019 terdiri atas ruas tol Manado-Bitung sepanjang (39 km) dan ruas tol Balikpapan- Samarinda (99,02 km).
Sedangkan, di Sumatera pemerintah mempercepat ruas tol Trans-Sumatera mulai Merak- Bakauheni-Bandar Lampung- Palembang-Tanjung Api-api (MBBPT) sepanjang 434 km yang terhubung dengan tol laut di Selat Sunda.
Upaya percepatan pembangunan tol Trans-Sumatera telah ditandai dengan pencanangan pembangunan dua ruas tol Trans-Sumatera oleh presiden beberapa waktu lalu, yakni Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 139 km dan ruas Palembang-Simpang Indralaya sepanjang 22 km.
Presiden saat pencanangan pembangunan itu meminta agar proyek tersebut bisa selesai dalam tiga tahun. ”Kita akan libatkan semua BUMN melalui perbaikan dermaga, membangunjalantol, untuk mengembangkan daerah Sumatera ini,” tandas Presiden.
Selain percepatan pembangunan ruas-ruas jalan tol tersebut, Basuki Hadimuljono mengintegrasikan ruas tol dalam konteks 35 wilayah pengembangan strategis, 15 kawasan industri, keterkaitan kawasan perkotaan-perdesaan dan ekonomi lokal di daerahdaerah tertinggal.
”Semuanya akan kita bangun sebisa mungkin, baik itu jalan tol yang bersentuhan dengan kebutuhan langsung masyarakat maupun jalan tol yang bersentuhan langsung dengan lokasi industri, ataupun dengan lokasi titik-titik pertumbuhan daerah,” tandasnya.
Ichsan amin
(ftr)