Persediaan Susut, Harga Minyak Dunia Memanas
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia memanas pada Rabu pagi seiring menyusutnya persediaan minyak Amerika Serikat (AS) seperti yang diperkirakan, tetapi kekhawatiran atas krisis utang Yunani dan gejolak pasar saham China menyeret harga.
Sebuah survei Reuters menunjukkan penurunan persedian minyak AS sebanyak 700.000 barel, sementara American Petroleum Institute (API) memperkirakan penurunan minyak hampir 960.000 barel. Adapun, pemerintah akan mempublikasikan data resmi pada Rabu waktu setempat.
Minyak mentah AS berjangka untuk pengiriman bulan depan diperdagangkan pada USD52,79/barel pada pukul 08.36 WIB, naik 46 sen dari penutupan terakhir. Kenaikan ini setelah penurunan sebesar 8% pada Senin dan Selasa kemarin.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan depan naik tipis 39 sen menjadi USD57,24/barel, menyusul koreksi hampir 6% selama dua hari kemarin.
"Harga minyak mentah mencatat kenaikan sedikit, tapi volatilitas harga minyak mentah telah meningkat secara dramatis pada Juli, naik 40% dalam enam hari perdagangan terakhir," tulis ANZ dalam catatannya seperti dilansir dari Reuters, Rabu (8/7/2015).
Anggota zona Eropa telah memberikan waktu kepada Yunani sampai akhir pekan ini untuk memberi proposal baru untuk mendapat pinjaman demi menjaga agar Athena tidak tersingkir dari blok mata uang Eropa dan kebangkrutan.
Sementara saham China jatuh lagi pada hari Selasa, menggalkan langkah yang dilakukan Beijing dalam beberapa hari terakhir. Indeks patokan CSI300 anjlok sekitar 30% sejak Juni, memicu pembatasan aksi penawaran umum perdana (IPO) serta suspensi perdagangan.
"Kejatuhan pasar saham bukan pertanda baik untuk ekonomi (China) ekonomi," kata Ed Meir di INTL FCStone.
Sebuah survei Reuters menunjukkan penurunan persedian minyak AS sebanyak 700.000 barel, sementara American Petroleum Institute (API) memperkirakan penurunan minyak hampir 960.000 barel. Adapun, pemerintah akan mempublikasikan data resmi pada Rabu waktu setempat.
Minyak mentah AS berjangka untuk pengiriman bulan depan diperdagangkan pada USD52,79/barel pada pukul 08.36 WIB, naik 46 sen dari penutupan terakhir. Kenaikan ini setelah penurunan sebesar 8% pada Senin dan Selasa kemarin.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan depan naik tipis 39 sen menjadi USD57,24/barel, menyusul koreksi hampir 6% selama dua hari kemarin.
"Harga minyak mentah mencatat kenaikan sedikit, tapi volatilitas harga minyak mentah telah meningkat secara dramatis pada Juli, naik 40% dalam enam hari perdagangan terakhir," tulis ANZ dalam catatannya seperti dilansir dari Reuters, Rabu (8/7/2015).
Anggota zona Eropa telah memberikan waktu kepada Yunani sampai akhir pekan ini untuk memberi proposal baru untuk mendapat pinjaman demi menjaga agar Athena tidak tersingkir dari blok mata uang Eropa dan kebangkrutan.
Sementara saham China jatuh lagi pada hari Selasa, menggalkan langkah yang dilakukan Beijing dalam beberapa hari terakhir. Indeks patokan CSI300 anjlok sekitar 30% sejak Juni, memicu pembatasan aksi penawaran umum perdana (IPO) serta suspensi perdagangan.
"Kejatuhan pasar saham bukan pertanda baik untuk ekonomi (China) ekonomi," kata Ed Meir di INTL FCStone.
(rna)