Jokowi: Memperbaiki Ekonomi Tak Bisa Simsalabim
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa dilakukan melalui jalan pintas. Indonesia tidak bisa lagi menunda untuk melakukan reformasi perekonomian secara fundamental dan mendalam.
Dia menuturkan, selama ini distorsi ekonomi telah menyebabkan beberapa ketimpangan, dan memperlebar kesenjangan sosial. Sebab itu, reformasi perekonomian secara mendalam harus dilakukan, dan hal tersebut tidak bisa dilakukan secara instan.
"Perekonomian kita membutuhkan reformasi struktural. Memang kita tidak bisa ambil jalan pintas. Tidak ada jalan pintas dan ajaib. Masyarakat harus sadar bahwa enggak ada simsalabim dan semua teratasi. Enggak ada. Harus mendalam dan menyeluruh, meskipun sakit, meskipun pahit," katanya di JCC, Jakarta, Kamis (9/7/2015).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mencontohkan, ada beberapa negara di dunia yang mengalami kontraksi lantaran tidak berani mengambil risiko menelan pil pahit untuk perbaikan perekonomian perubahan. Akibatnya, mereka justru gagal berubah dan memperbaiki mesin perekonomiannya.
"Bahkan beberapa negara menjanjikan sesuatu yang ajaib, menjanjikan kesejahteraan tanpa kerja keras. Tidak ada hal seperti ini di dunia. Negara-negara itu sekarang sedang berada di dalam krisis perekonomian karena bertahun-tahun hidup mewah tanpa kerja keras. Ini harus dihindari, jangan sampai terjebak seperti itu," tandas Jokowi.
Dia menuturkan, selama ini distorsi ekonomi telah menyebabkan beberapa ketimpangan, dan memperlebar kesenjangan sosial. Sebab itu, reformasi perekonomian secara mendalam harus dilakukan, dan hal tersebut tidak bisa dilakukan secara instan.
"Perekonomian kita membutuhkan reformasi struktural. Memang kita tidak bisa ambil jalan pintas. Tidak ada jalan pintas dan ajaib. Masyarakat harus sadar bahwa enggak ada simsalabim dan semua teratasi. Enggak ada. Harus mendalam dan menyeluruh, meskipun sakit, meskipun pahit," katanya di JCC, Jakarta, Kamis (9/7/2015).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mencontohkan, ada beberapa negara di dunia yang mengalami kontraksi lantaran tidak berani mengambil risiko menelan pil pahit untuk perbaikan perekonomian perubahan. Akibatnya, mereka justru gagal berubah dan memperbaiki mesin perekonomiannya.
"Bahkan beberapa negara menjanjikan sesuatu yang ajaib, menjanjikan kesejahteraan tanpa kerja keras. Tidak ada hal seperti ini di dunia. Negara-negara itu sekarang sedang berada di dalam krisis perekonomian karena bertahun-tahun hidup mewah tanpa kerja keras. Ini harus dihindari, jangan sampai terjebak seperti itu," tandas Jokowi.
(izz)