Agung Podomoro Cari Pinjaman Rp2 Triliun

Jum'at, 10 Juli 2015 - 11:04 WIB
Agung Podomoro Cari Pinjaman Rp2 Triliun
Agung Podomoro Cari Pinjaman Rp2 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencari pinjaman sekitar Rp2 triliun untuk mendanai belanja modal (capital expenditure /capex) pada tahun ini. Kebutuhan capex perseroan mencapai Rp6,5 triliun pada tahun ini.

”Pinjaman ini dilakukan oleh anak usaha berdasarkan proyek. Sudah ada anak usaha yang memperoleh pinjaman sekian ratus miliar, dan kami juga baru menerbitkan obligasi Rp99 miliar,” ujar Investor Relations APLN Wibisono di Jakarta kemarin. Dia mengatakan, penyerapan dana capex tersebut hingga semester I/2015 belum mencapai separuh dari target capex tahun ini.

”Pada kuartal I/2015 pemanfaatannya sudah sekitar 20%. Pada semester satu saya belum dapat angka pastinya. Pemanfaatan dana capex ini sesuai dengan perolehan marketing sales perusahaan. Karena perolehan marketing sales lambat, penyerapan capex juga ikut lambat,” ujarnya. Pada awal tahun ini APLN mencatatkan, penurunan perolehan marketing sales dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika pada kuartal I/2014 APLN mencatatkan marketing sales senilai Rp1,83 triliun, pada tahun ini turun 48,6% menjadi Rp939,7 miliar. Dengan begitu, APLN baru memperoleh 15% dari target marketing sales tahun ini yang mencapai Rp6,5 triliun. Di sisi lain, terkait adanya pelonggaran kredit kepemilikan rumah (KPR) melalui skema LTV (loan to value ), tidak terlalu berdampak signifikan.

Pasalnya, pembeli memiliki tipikal dan portofolio yang berbeda. ”Pelonggaran LTV kami tidak terlalu merasakan karena kebanyakan proyek perseroan adalah tipe high rise (apartemen) yang menggunakan installment, tidak melalui KPR. Sementara, proyek residensial yang menggunakan KPR cuma sekitar 10%,” kata dia.

Di samping itu Wibisono menilai, wacana perizinan kepemilikan properti oleh warga negara asing (WNA) adalah hal positif karena bakal mendongkrak industri properti. Namun memang, APLN masih sedikit memiliki apartemen kelas premium yang menjadi kriteria kepemilikan oleh warga asing, yaitu sekitar 5-10%.

Dia melanjutkan, apartemen milik perseroan yang di atas Rp5 miliar adalah Pakubuwono Residences dan itu belum terisi sepenuhnya, dengan harga di kisaran Rp6-7 miliar. Pada kesempatan sama VP Corporate Marketing APLN Indra Widjaja Antono mengatakan, dalam membangun apartemen dan perumahan perseroan lebih mengutamakan pasar dalam negeri.

Arsy ani s
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7760 seconds (0.1#10.140)