Proyek Kereta Cepat Tak Pakai Dana APBN

Kamis, 16 Juli 2015 - 13:55 WIB
Proyek Kereta Cepat Tak Pakai Dana APBN
Proyek Kereta Cepat Tak Pakai Dana APBN
A A A
JAKARTA - Pemerintah memastikan bahwa proyek kereta cepat (high speed railway) rute Jakarta-Bandung takkan menggunakan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Kedua investor yang berminat menggarap proyek ini, yakni Jepang dan China menawarkan skema pendanaan swasta secara penuh. Sebelumnya dilaporkan, dalam studi kelayakan (feasibility study ) tahap pertama proyek tersebut, pihak Jepang menawarkan patungan dana masingmasing dari badan usaha milik negara (BUMN) 74%, pemerintah 16%, dan swasta 10% dari total investasi Rp60 triliun.

Patungan tersebut diajukan demi visibilitas proyek secara bisnis. ”Yang terbaru, pihak Japan Bank International Corporation (JBIC) menawarkan full pembiayaan (swasta),” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/ Bappenas) Andrinof Chaniago saat ditemui di kantornya, Selasa (14/7) malam.

Andrinof mengatakan, Jepang dan China sama-sama menawarkan pendanaan swasta dengan bunga rendah di bawah 1% dan masa waktu pengembalian yang lama. Dengan skema yang samasama kompetitif, pemerintah akan menilai dari berbagai indikator lain, seperti teknologi dan konsesi.

Dia menjelaskan, pemerintah tidak akan bergantung kepada hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh Jepang dan China. Pemerintah, lanjut Andrinof, membuat studi kelayakan sendiri, termasuk akan mengkaji hasil studi kelayakan yang dilakukan kedua negara tersebut. ”Jadi bisa saja, studi kelayakan China dan Jepang jadi masukan saja,” ucap dia.

Andrinof mengatakan, pembahasan proyek ini terus dilakukan hampir setiap pekan. Rencananya, pemerintah akan menggelar kontes terhadap para investor yang berniat menggarap proyek tersebut. ”(Kontes) akan dibuka secepatnya,” imbuhnya.

Seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah akan menggelar semacam kontes kecantikan (beauty contest) terhadap pihakpihak yang berminat. Sejauh ini, Jepang dan China telah melakukan studi secara mendetail.

Rahmat fiansyah
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6587 seconds (0.1#10.140)