Harga Minyak Dunia Berhasil Rebound
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah di perdagangan Asia hari ini kembali naik (rebound) setelah menetap di level terendah, karena kekhawatiran atas prospek permintaan dan kelebihan stok yang membebani pasar.
Pelemahan dolar Amerika Serikat (USD) diyakini mendukung harga minyak, karena membuat harganya lebih murah bagi pemegang mata uang lain untuk membeli komoditas denominasi USD.
Dalam laporan oleh publikasi industri, harga minyak bisa menemukan dukungan tambahan jika Arab Saudi sebagai eksportir minyak dunia memotong produksi setelah reaksi musim panas terhadap permintaan musiman domestik yang lebih rendah.
Analis mengatakan, dengan prospek harga minyak yang redup, perusahaan minyak top dunia bisa dipaksa memangkas belanja, karena mereka harus melaporkan lagi penurunan tajam laba kuartalan.
"Perusahaan minyak yang hunkering bawah untuk penurunan yang akan memakan waktu lebih lama dibanding beberapa pikiran awal," ujar kepala riset ekuitas minyak dan gas Eropa di Morgan Stanley, Martijn Tikus seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/7/2015).
Minyak mentah AS untuk pengiriman September diperdagangkan 39 sen lebih tinggi pada USD48,84 per barel setelah penutupan terendah sejak 31 Maret.
Sementara minyak mentah Brent pengiriman September naik 32 sen ke USD55,59 per barel. Kontrak telah menetap di titik terendah sejak April yang turun 86 sen.
Minyak mentah AS turun 17,8% selama bulan ini dan Brent turun 12,6%.
Pelemahan dolar Amerika Serikat (USD) diyakini mendukung harga minyak, karena membuat harganya lebih murah bagi pemegang mata uang lain untuk membeli komoditas denominasi USD.
Dalam laporan oleh publikasi industri, harga minyak bisa menemukan dukungan tambahan jika Arab Saudi sebagai eksportir minyak dunia memotong produksi setelah reaksi musim panas terhadap permintaan musiman domestik yang lebih rendah.
Analis mengatakan, dengan prospek harga minyak yang redup, perusahaan minyak top dunia bisa dipaksa memangkas belanja, karena mereka harus melaporkan lagi penurunan tajam laba kuartalan.
"Perusahaan minyak yang hunkering bawah untuk penurunan yang akan memakan waktu lebih lama dibanding beberapa pikiran awal," ujar kepala riset ekuitas minyak dan gas Eropa di Morgan Stanley, Martijn Tikus seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/7/2015).
Minyak mentah AS untuk pengiriman September diperdagangkan 39 sen lebih tinggi pada USD48,84 per barel setelah penutupan terendah sejak 31 Maret.
Sementara minyak mentah Brent pengiriman September naik 32 sen ke USD55,59 per barel. Kontrak telah menetap di titik terendah sejak April yang turun 86 sen.
Minyak mentah AS turun 17,8% selama bulan ini dan Brent turun 12,6%.
(izz)