Pemerintah Lelang SUN Senilai Rp10 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melelang empat Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp10 triliun, besok.
Seri yang akan dilelang yaitu SPN12151105 (reopening), SPN12160805 (new issuance), FR0053 (reopening), dan FR0073 (new issuance). ”Keempat SUN tersebut memiliki nominal per unit sebesar Rp1 juta,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Robert Pakpahan dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta akhir pekan lalu.
Robert mengatakan, lelang dalam mata uang rupiah ini digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015. ”Lelang ini nantinya akan dilakukan secara terbuka (open auction ) dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia,” ujarnya.
Adapun, pembayaran bunga seri SPN akan dilakukan secara diskonto dengan tanggal jatuh tempo masing-masing 5 November 2015 dan 5 Agustus 2016. Sedangkan, pembayaran seri FR dilakukan dengan tingkat bunga tetap (fixed rate ) sebesar 8,250% dengan tanggal jatuh tempo masing-masing pada 15 Juli 2021 dan 15 Mei 2031.
”Lelang ini juga masih akan menggunakan metode harga yang beragam, peserta yang menawarkan penawaran pembelian yang kompetitif akan membayar sesuai yield yang diajukan,” kata Robert. Pemenang lelang yang mengajukan pembayaran nonkompetitif (non-competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Pengamat obligasi PT Millenium Danatama Asset Desmon Silitonga memperkirakan, masih adanya over subscribe karena likuiditas masih besar dan investasi melalui SUN termasuk kategori sangat aman (zero risk ) atas jaminan dari pemerintah.
”Yield yang diberikan oleh Kemenkeu juga sangat tinggi jika dibandingkan dengan SUN di negara lain. Oleh karena itu, potensi asing untuk membeli obligasi dalam negeri masih sangat besar,” tuturnya.
Rabia edra almira
Seri yang akan dilelang yaitu SPN12151105 (reopening), SPN12160805 (new issuance), FR0053 (reopening), dan FR0073 (new issuance). ”Keempat SUN tersebut memiliki nominal per unit sebesar Rp1 juta,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Robert Pakpahan dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta akhir pekan lalu.
Robert mengatakan, lelang dalam mata uang rupiah ini digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015. ”Lelang ini nantinya akan dilakukan secara terbuka (open auction ) dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia,” ujarnya.
Adapun, pembayaran bunga seri SPN akan dilakukan secara diskonto dengan tanggal jatuh tempo masing-masing 5 November 2015 dan 5 Agustus 2016. Sedangkan, pembayaran seri FR dilakukan dengan tingkat bunga tetap (fixed rate ) sebesar 8,250% dengan tanggal jatuh tempo masing-masing pada 15 Juli 2021 dan 15 Mei 2031.
”Lelang ini juga masih akan menggunakan metode harga yang beragam, peserta yang menawarkan penawaran pembelian yang kompetitif akan membayar sesuai yield yang diajukan,” kata Robert. Pemenang lelang yang mengajukan pembayaran nonkompetitif (non-competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Pengamat obligasi PT Millenium Danatama Asset Desmon Silitonga memperkirakan, masih adanya over subscribe karena likuiditas masih besar dan investasi melalui SUN termasuk kategori sangat aman (zero risk ) atas jaminan dari pemerintah.
”Yield yang diberikan oleh Kemenkeu juga sangat tinggi jika dibandingkan dengan SUN di negara lain. Oleh karena itu, potensi asing untuk membeli obligasi dalam negeri masih sangat besar,” tuturnya.
Rabia edra almira
(ftr)