Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp7,6 T

Kamis, 06 Agustus 2015 - 10:19 WIB
Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp7,6 T
Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp7,6 T
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) meraih laba bersih sebesar USD570 juta atau sekitar Rp7,69 triliun (kurs Rp13.500 per dolar AS) selama semester I/2015.

Kendati demikian, perolehan laba BUMN energi tersebut tercatat turun 49,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD1,13 miliar. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, penurunan laba ini utamanya disebabkan kerugian di bisnis hilir akibat penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di bawah harga pasar.

”Salah satu faktor penting bahwa selama Maret hingga Juni, sesuai dengan keputusan pemerintah, Pertamina tidak melakukan perubahan harga BBM, baik untuk jenis tertentu, jenis penugasan, maupun jenis BBM umum sesuai dengan formula yang sudah ditetapkan. Akibatnya, terjadi opportunity loss yang tinggi dan dirasakan hingga saat ini akibat menjual produkdibawahhargakeekonomian dengan besaran sekitar Rp12,6 triliun sampai dengan bulan Juli,” jelas Dwi dalam paparan mengenai Kinerja Pertamina Semester I/2015 di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin.

Di luar itu, Dwi mengatakan bahwa situasi industri migas saat ini memang sangat menantang. Anjloknya harga minyak mentah menyebabkan banyak perusahaan migas kelas dunia harus melakukan langkahlangkah efisiensi. Dalam konteks Indonesia, anjloknya harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) hingga separuh, ditambah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, memaksa perusahaan-perusahaan migas, termasuk Pertamina, mencari terobosan guna mempertahankan kinerja keuangan yang sehat.

Tercatat, hingga Juni 2015 ICP jatuh ke posisi USD59,4 per barel atau jauh dari rata-rata ICP pada periode yang sama tahun 2014 sebesar USD106,6 per barel. Di sisi lain, rupiah terdepresiasi hingga lebih dari 10% dalam kurun waktu yang sama. ”Banyak perusahaan di dunia yang melakukan aksiaksi terobosan agar dapat survive, mulai dari pengurangan capex hingga pemangkasan tenaga kerja di awal tahun yang masih berlanjut hingga saat ini,” ujarnya.

Namun, di tengah kondisi tersebut, Pertamina masih dapat mengatasi tantangantantangan dengan terus meningkatkan kinerja operasional. Ditambah langkah-langkah efisiensi, Pertamina masih dapat membukukan laba bersih setelah pada awal tahun sempat mengalami kerugian. Produksi migas Pertamina selama semester I/2015 tercatat tumbuh sekitar 6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Hingga Juni produksi migas perusahaan mencapai 550.890 barel, setara minyak per hari (BOEPD), yang terdiri dari 270.760 BOPD minyak dan 1,6 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD), yang disokong oleh peningkatan produksi migas Pertamina dari aset luar negeri. Produksi minyak dari aset luar negeri rata-rata semester I mencapai 73.500 BOPD, sedangkan produksi gas sebesar 88,25 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Seiring dengan penambahan ruas pipa dan alokasi gas, bisnis transportasi gas Pertamina juga meningkat 4% menjadi 264,98 BSCF.

Adapun, bisnis niaga gas Pertamina menjadi 19,71 BSCF. Di sisi lain, penjualan gas alam cair (LNG) meningkat menjadi 38.750 BBTU. Penjualan BBM pada paruh pertama tahun ini turun 7,16% menjadi 30,07 juta kiloliter (kl) yang utamanya disebabkan oleh penurunan konsumsi premium umum dan penugasan serta solar bersubsidi. Sementara, produk pelumas Pertamina yang terus mempertahankan dominasinya di pasar domestik membukukan penjualan sekitar 230.000 kl.

Pendapatan hingga Juni 2015 mencapai USD21,79 miliar atau turun 40,69% terhadap realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, beban pokok dan beban usaha mencapai USD20,22 miliar, lebih rendah 35,26% dibandingkan dengan semester I tahun lalu yang menggambarkan kuatnya pengaruh penurunan harga minyak mentah. EBITDA sebagai salah satu indikator kesehatan perusahaan tercatat mencapai USD2,32 miliar.

Di tengah kondisi industri yang kurang menguntungkan, Pertamina terus berinvestasi dengan realisasi hingga semester I/2015 mencapai USD1,87 miliar, 72% di antaranya adalah investasi hulu migas. Selain meningkatkan kinerja dan investasi untuk kelanjutan bisnis, Pertamina juga terus melakukanefisiensi. Hinggasemester I/2015 efisiensi yang dilakukan mencapai USD249,16 juta atau 3,26% di atas target yang ditetapkan.

Besaran efisiensi tersebut bersumber dari sentralisasi pengadaan non hidro karbon sebesar USD87,8 juta, sentralisasi pengadaan hidrokarbon di ISC sebesar USD37,7 juta. Efisiensi terbesar adalah berasal dari upaya Pertamina melakukan tata kelola secara ketat pada arus minyak yang menyumbang efisiensi sebesar USD107,94 juta.

Nanang wijayanto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5662 seconds (0.1#10.140)