Obligasi Telkom Rp7 Triliun Oversubscribed
A
A
A
JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah menerbitkan surat utang (obligasi) sebesar Rp7 triliun dan banyaknya investor yang berminat menyebabkan obligasi ini kelebihan permintaan (oversubcribed).
Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengatakan, obligasi tersebut memiliki tenor hingga 30 tahun. Meskipun memiliki jangka waktu panjang, tidak menyurutkan permintaan investor terhadap aksi korporasi Telkom.
"Selama ini investor maunya pinjaman jangka pendek, kita tawarkan hingga 30 tahun, ternyata banyak yang oke, tapi kita tidak bisa menyerap semua," kata Alex di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/8/2015).
Ke depan, tidak menutup kemungkinan bagi perseroan untuk menerbitkan obligasi kembali. Pasalnya, Telkom melalui anak usaha PT Telkomsel memang tengah mengembangkan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.
"Kami lebih memilih pendanaan melalui bursa bukan bank, dari obligasi ini kita bisa menyerap 60%, kalau butuh dana lagi bisa kembali lewat bursa," ujarnya.
Menurut Alex, dari total perolehan dana obligasi sebesar Rp7 triliun, sebagian besar atau 90% akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Sementara sisanya, sebesar 10% akan digunakan perseroan untuk akuisisi.
"Pembangunan tower akan dibangun sesuai kebutuhan Telkomsel. Program utama kita ada dua, Telkomsel harus berlanjut pertumbuhannya dan kita ekspansi di digital network melalui fiber optik," jelasnya.
Terkait prospek pendapatan di paruh II tahun ini, kata Alex, perseroan masih optimistis. Hal tersebut sudah terlihat dari pendapatan dan laba bersih Telkom yang tetap tumbuh, meskipun tipis di semester I/2015.
"Semester II ini kami lebih optimis, bisa dilihat dari pencapaian di semester I karena pembangunannya masih nyambung sejak awal tahun," tuturnya.
Sebagai catatan, Telkom sepanjang semester I/2015 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp7,45 triliun atau tumbuh 2,2%. Sementara pendapatan tercatat sebesar Rp48,84 triliun tumbuh 12,2% dari tahun lalu yang tercatat Rp43,54 triliun.
Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengatakan, obligasi tersebut memiliki tenor hingga 30 tahun. Meskipun memiliki jangka waktu panjang, tidak menyurutkan permintaan investor terhadap aksi korporasi Telkom.
"Selama ini investor maunya pinjaman jangka pendek, kita tawarkan hingga 30 tahun, ternyata banyak yang oke, tapi kita tidak bisa menyerap semua," kata Alex di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/8/2015).
Ke depan, tidak menutup kemungkinan bagi perseroan untuk menerbitkan obligasi kembali. Pasalnya, Telkom melalui anak usaha PT Telkomsel memang tengah mengembangkan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.
"Kami lebih memilih pendanaan melalui bursa bukan bank, dari obligasi ini kita bisa menyerap 60%, kalau butuh dana lagi bisa kembali lewat bursa," ujarnya.
Menurut Alex, dari total perolehan dana obligasi sebesar Rp7 triliun, sebagian besar atau 90% akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Sementara sisanya, sebesar 10% akan digunakan perseroan untuk akuisisi.
"Pembangunan tower akan dibangun sesuai kebutuhan Telkomsel. Program utama kita ada dua, Telkomsel harus berlanjut pertumbuhannya dan kita ekspansi di digital network melalui fiber optik," jelasnya.
Terkait prospek pendapatan di paruh II tahun ini, kata Alex, perseroan masih optimistis. Hal tersebut sudah terlihat dari pendapatan dan laba bersih Telkom yang tetap tumbuh, meskipun tipis di semester I/2015.
"Semester II ini kami lebih optimis, bisa dilihat dari pencapaian di semester I karena pembangunannya masih nyambung sejak awal tahun," tuturnya.
Sebagai catatan, Telkom sepanjang semester I/2015 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp7,45 triliun atau tumbuh 2,2%. Sementara pendapatan tercatat sebesar Rp48,84 triliun tumbuh 12,2% dari tahun lalu yang tercatat Rp43,54 triliun.
(rna)