APP Tanami Kembali Lahan Terdegradasi
A
A
A
JAKARTA - Asia Pulp & Paper Group (APP) menanam 10.000 bibit pohon lokal meranti bersama masyarakat setempat di kawasan suaka margasatwa Giam Siak Kecil, Riau.
Program tersebut bagian dari upaya APP dalam melakukan reforestasi hutan yang terdegradasi. Kegiatan penanaman yang digelar bersama Sinar Mas Forestry itu dimulai sejak April 2014 sebagai bentuk komitmen dalam mendukung perlindungan dan restorasi 1 juta hektare hutan di Indonesia. Dalam program tersebut, APP menggandeng International Tropical Timber Organization (ITTO) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan di Kuok Riau (Forda-Kuok).
”Kerja sama ini diharapkan dapat menambah kemitraan lintas sektor untuk dapat berbagi informasi tentang kebijakan pemerintah baik di tingkat nasional maupun regional serta berbagi metodologi dalam konservasi dan restorasi hutan,” ungkap Direktur APP Suhendra Wiriadinata dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Selain itu, ujar Suhendra, kemitraan tersebut juga dapat menjadi model yang akan mendorong industri lain untuk memulai inisiatif serupa yang dapat membantu memulihkan hutan di Indonesia. Project Manager ITTO Hwa Ma Ok menambahkan, penanaman pohon dengan menggunakan spesies lokal di area terdegradasi merupakan salah satu langkah dalam mengurangi emisi karbon dunia.
” Kami bekerja sama dengan Forda-Kuok untuk memberikan kontribusi dalam manajemen berkelanjutan, konservasi, dan pemanfaatan spesies bernilai tinggi asli di Sumatera,” sebut Hwa. Dalam program tersebut, APP mempersiapkan sebuah proyek restorasi hutan seluas 25 hektare (ha) di lanskap Giam Siak Kecil. Area yang terdegradasi tersebut akan ditanami sekitar 10.000 bibit meranti.
Area 25 ha ini terdiri atas 24 ha yang terletak di zona inti Giam Siak Kecil di distrik Humus, Kabupaten Bengkalis sebagai area terdegradasi dan 1 ha area konservasi di area Pertiwi Rasau Kuning Distrik, Kabupaten Siak.
Pada Februari 2013 APP meluncurkan Kebijakan Konservasi Hutan APP (FCP) untuk melindungi semua hutan alam di seluruh rantai pasokan APP. Dengan kebijakan ini, APP memastikan tidak ada lagi kayu hutan alam yang akan dikonversi menjadi produk yang dijual ke pelanggan.
Di samping komitmen ini, APP merupakan satu-satunya produsen pulp dan kertas yang ikut menandatangani New York Declaration on Forest di acara UN Climate Summit pada September 2014. Deklarasi tersebut berisi komitmen untuk menjaga hutan dan membantu mengatasi perubahan iklim.
Yanto kusdiantono
Program tersebut bagian dari upaya APP dalam melakukan reforestasi hutan yang terdegradasi. Kegiatan penanaman yang digelar bersama Sinar Mas Forestry itu dimulai sejak April 2014 sebagai bentuk komitmen dalam mendukung perlindungan dan restorasi 1 juta hektare hutan di Indonesia. Dalam program tersebut, APP menggandeng International Tropical Timber Organization (ITTO) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan di Kuok Riau (Forda-Kuok).
”Kerja sama ini diharapkan dapat menambah kemitraan lintas sektor untuk dapat berbagi informasi tentang kebijakan pemerintah baik di tingkat nasional maupun regional serta berbagi metodologi dalam konservasi dan restorasi hutan,” ungkap Direktur APP Suhendra Wiriadinata dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Selain itu, ujar Suhendra, kemitraan tersebut juga dapat menjadi model yang akan mendorong industri lain untuk memulai inisiatif serupa yang dapat membantu memulihkan hutan di Indonesia. Project Manager ITTO Hwa Ma Ok menambahkan, penanaman pohon dengan menggunakan spesies lokal di area terdegradasi merupakan salah satu langkah dalam mengurangi emisi karbon dunia.
” Kami bekerja sama dengan Forda-Kuok untuk memberikan kontribusi dalam manajemen berkelanjutan, konservasi, dan pemanfaatan spesies bernilai tinggi asli di Sumatera,” sebut Hwa. Dalam program tersebut, APP mempersiapkan sebuah proyek restorasi hutan seluas 25 hektare (ha) di lanskap Giam Siak Kecil. Area yang terdegradasi tersebut akan ditanami sekitar 10.000 bibit meranti.
Area 25 ha ini terdiri atas 24 ha yang terletak di zona inti Giam Siak Kecil di distrik Humus, Kabupaten Bengkalis sebagai area terdegradasi dan 1 ha area konservasi di area Pertiwi Rasau Kuning Distrik, Kabupaten Siak.
Pada Februari 2013 APP meluncurkan Kebijakan Konservasi Hutan APP (FCP) untuk melindungi semua hutan alam di seluruh rantai pasokan APP. Dengan kebijakan ini, APP memastikan tidak ada lagi kayu hutan alam yang akan dikonversi menjadi produk yang dijual ke pelanggan.
Di samping komitmen ini, APP merupakan satu-satunya produsen pulp dan kertas yang ikut menandatangani New York Declaration on Forest di acara UN Climate Summit pada September 2014. Deklarasi tersebut berisi komitmen untuk menjaga hutan dan membantu mengatasi perubahan iklim.
Yanto kusdiantono
(ftr)