Pendekatan Ekonomi Jokowi Tak Jauh Beda dengan SBY
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zulkiflimansyah menilai pendekatan ekonomi yang tercermin dalam pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak jauh berbeda dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal tersebut tercermin dalam pidato kenegaraan Jokowi dalam Nota Keuangan 2016, yang tidak menyinggung mengenai industrialisasi sebagai kekuatan pertumbuhan ekonomi.
Dia menuturkan, dalam sistem ekonomi terbuka seperti sekarang ini, ekonomi negara manapun selama basis industri (industrial based) nya tidak kuat maka akan rentan terhadap goncangan.
"Sayangnya, walaupun di tengah upaya membangun optimisme, Pak Jokowi agak lupa menyinggung pentingnya industrialisasi sebagai peran engine of economic growth," katanya dalam Diskusi Polemik Sindotrijaya, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (15/8/2015).
Menurutnya, saat berbicara kualitas pertumbuhan ekonomi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga lupa menyinggung soal inovasi teknologi. Padahal, industri akan bertumbuh dengan inovasi teknologi.
"Abainya Jokowi membangun dan menyorot persoalan ini, sehingga perlu diingatkan kembali. Jangan sampai berkutat angka makro tapi lupa ke underlined structurenya," imbuh dia.
Dalam ekonomi terbuka, sambung Zulkifli, agen pembangunan ekonomi yang utama bukanlah pemerintah namun industri dan sektor privat. Hal ini tentu menjadi tugas pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi kepentingan industri.
"Itu tugasnya pemerintah untuk memberikan karpet merah. Jangan sampai ingin populer, tapi mencederai kepentingan industrialis. Perlu dikasih tau juga, boleh ada hal populer membangun infrastruktur, tapi strengthening industrial based itu yang utama," pungkasnya.
Baca:
Sederet Masalah Ekonomi Ini Jadi Tanggungan Jokowi
Ini Asumsi Dasar Ekonomi Makro RI
Hal tersebut tercermin dalam pidato kenegaraan Jokowi dalam Nota Keuangan 2016, yang tidak menyinggung mengenai industrialisasi sebagai kekuatan pertumbuhan ekonomi.
Dia menuturkan, dalam sistem ekonomi terbuka seperti sekarang ini, ekonomi negara manapun selama basis industri (industrial based) nya tidak kuat maka akan rentan terhadap goncangan.
"Sayangnya, walaupun di tengah upaya membangun optimisme, Pak Jokowi agak lupa menyinggung pentingnya industrialisasi sebagai peran engine of economic growth," katanya dalam Diskusi Polemik Sindotrijaya, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (15/8/2015).
Menurutnya, saat berbicara kualitas pertumbuhan ekonomi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga lupa menyinggung soal inovasi teknologi. Padahal, industri akan bertumbuh dengan inovasi teknologi.
"Abainya Jokowi membangun dan menyorot persoalan ini, sehingga perlu diingatkan kembali. Jangan sampai berkutat angka makro tapi lupa ke underlined structurenya," imbuh dia.
Dalam ekonomi terbuka, sambung Zulkifli, agen pembangunan ekonomi yang utama bukanlah pemerintah namun industri dan sektor privat. Hal ini tentu menjadi tugas pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi kepentingan industri.
"Itu tugasnya pemerintah untuk memberikan karpet merah. Jangan sampai ingin populer, tapi mencederai kepentingan industrialis. Perlu dikasih tau juga, boleh ada hal populer membangun infrastruktur, tapi strengthening industrial based itu yang utama," pungkasnya.
Baca:
Sederet Masalah Ekonomi Ini Jadi Tanggungan Jokowi
Ini Asumsi Dasar Ekonomi Makro RI
(dmd)