Kuartal II, Industri Tumbuh 5,27%

Minggu, 16 Agustus 2015 - 08:51 WIB
Kuartal II, Industri...
Kuartal II, Industri Tumbuh 5,27%
A A A
JAKARTA - Di tengah perlambatan ekonomi global yang terus mengimpit perekonomian Indonesia, industri nasional tetap menunjukkan geliat.

Seperti dicatat oleh Kementerian Perindustrian, industri pengolahan nonmigas pada kuartalII/2015tumbuh5,27%. Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengungkapkan, capaian di kuartal kedua ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal pertama 2015 sebesar 5,21%. ”Angka pertumbuhan industri bahkan juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di periode yang sama sebesar 4,67%,” ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Saleh melanjutkan, pertumbuhan industri di kuartal II/2015 menguatkan optimisme bangsa untuk terus bekerja keras dan fokus dalam mengembangkan dan memperkuat struktur industri serta hilirisasi. Akhirnya, tegas dia, tujuan yang ingin dicapai adalah menyokong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik dan memperbesar penciptaan lapangan kerja.

”Sesuai pidato Presiden yang juga mengungkapkan arah pembangunan untuk mengurangi kemiskinan dan pemerataan pembangunan, pada dasarnya pengembangan industri nasional juga mendukung kesejahteraan masyarakat tersebut,” tegasnya. Lebih lanjut Saleh mengungkapkan, hingga kuartal II ini nilai total investasi yang masuk pun meningkat yakni mencapai USD5,07 miliar atau naik 14,5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD4,43 miliar.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selanjutnya akan terus mendorong pertumbuhan industri, yang terpapar pada kegiatan prioritas 2016, antara lain pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa berupa enam wilayah pusat pertumbuhan industri terutama yang berada dalam koridor ekonomi, 25 kawasan peruntukan industri, 14 kawasan industri, dan lima sentra industri kecil menengah (IKM).

Selain itu, Kemenperin juga mendorong revitalisasi perusahaan industri tekstil dan aneka, pembuatan purwarupa kereta penumpang, penyusunan desain pabrik metanol berbasis gasifikasi batu bara berkapasitas 500.000 ton/tahun, pabrik paracetamol (10.000 ton/tahun), amoxicilin (750 ton/tahun), dan garam farmasi (6.000 ton/tahun). Saleh menuturkan, pemberian insentif fiskal yang ditujukan untuk kegiatan ekonomi strategis guna mendukung iklim investasi dan dunia usaha sudah dilakukan.

”Beberapa realisasi pemanfaatan insentif fiskal seperti disetujuinya permohonan pemberian fasilitas tax holiday dan telah diterbitkannya keputusan menteri keuangan (KMK) untuk tiga industri,” jelasnya. Ketiga industri tersebut adalah PT Unilever Oleochemical Indonesia, Petrokimia Butadiene Indonesia, dan Energi Sejahtera Mas dengan nilai sebesar Rp5,5 triliun.

”Kami juga telah mengusulkan kepada menteri keuangan untuk pemberian fasilitas tax holiday kepada tujuh industri dengan nilai sebesar Rp67,5 triliun” papar Saleh.

Oktiani endarwati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0616 seconds (0.1#10.140)