PLTP Ulubelu 3-4 Pasok Listrik Tahun Depan
A
A
A
LAMPUNG - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu 3 dan 4 ditargetkan mulai mengalirkan listrik Agustus tahun depan. Keberadaan pembangkit tersebut sejalan dengan komitmen PT Pertamina (persero) dalam memanfaatkan potensi energi panas bumi guna memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, percepatan proyek geotermal (panas bumi) Ulubelu merupakan kewajiban Pertamina dalam rangka memaksimalkan potensi geotermal untuk kemakmuran masyarakat. Dia optimistis PLTP yang ada di Provinsi Lampung itu secara keseluruhan dapat mengalirkan listrik ke PT PLN (persero) pada 2017 mendatang dengan total kapasitas 110 megawatt (MW).
”Ulubelu 1 dan 2 sudah ada total kapasitas 110 MW. Sekarang Ulubelu 3 dan 4 dengan total kapasitas 110 MW jadi total keseluruhan 220 MW. Target Ulubelu 3 Agustus tahun depan sedangkan yang ke-4 tahun 2017,” kata dia di sela perayaan HUT Ke-70 RI dan kunjungan kerja di PLTP Ulubelu, Lampung, kemarin. Menurut Syamsu, investasi yang digelontorkan untuk pembangunan proyek geotermal Ulubelu mencapai USD390 juta.
Investasi tersebut untuk kegiatan eksplorasi sampai pembangunan pembangkit. ”Ini merupakan komitmen kami meningkatkan kegiatan eksplorasi sampai ke produksi, sampai menghasilkan listrik sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri,” kata dia. Terkait harga penjualan kepada PLN, Pertamina sudah melakukan pembicaraan sehingga diharapkan ada perbaikan sesuai kesepakatan kedua pihak.
Dia berharap, harga jual listrik kepada PLN bisa saling menguntungkan karena geotermal merupakan satu-satunya potensi yang masih bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. ”Jadi, masalah harga kita bicarakan sama-sama sehingga geotermal tetap bisa jalan dan PLN bisa mengelola perusahaannya, kan masih ada biayabiaya subsidi.
Pada dasarnya yang harus dicari seimbang dari segi kegiatan upstream sampai ke bikin power plant sama bikin uapnya dan nanti harga di sananya juga tidak boleh terlalu murah,” ungkapnya. Dia mengungkapkan bahwa tidak ada hambatan dalam pembangunan PLTP Ulubelu. Meski demikian, proyek geotermal pasti tidak selalu menemui jalan mulus.
Hambatan yang ada pun biasanya mudah diatasi karena eksplorasi panas bumi tidak merusak lingkungan, berbeda dengan eksplorasi tambang. ”Kalau secara keseluruhan masalahnya izin hutan lindung, tapi sekarang sudah ada titik temu jadi tidak ada masalah. Karena dulu pertimbangannya kalau melakukan pertambangan batu bara semua daerahnya dikupas tapi kalau ini kan spacenya sedikit, gunungnya masih ada,” jelasnya.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Arif Zainuddin mengatakan, PLTP Ulubelu 3 dan 4 akan menyuplai melalui jaringan transmisi PLN kemudian didistribusikan untuk wilayah Lampung. Kapasitas 2 x 55 MW dapat mengaliri listrik untuk 220.000 kepala rumah tangga. ”Saat ini kontribusi PLTP di Lampung baru 13%.
Harapannya kalau PLTP Ulubelu 3 dan 4 ini selesai, kita akan menambah kontribusi sebesar 20% dari seluruh kebutuhan listrik di Lampung,” jelasnya. Proyek PLTP Ulubelu 3 dan 4 tidak memiliki masalah terkait operasional dan perizinan. Terbukti dari pengerjaan proyek yang sudah berjalan 33%. Bahkan, terkait harga sudah terjadi perbaikan melalui head of agreement (HoA) dengan PLN dan dengan mengakomodasi harga keekonomian dari proyek tersebut.
”Mudah-mudahan sudah ada HoA yang disetujui menteri (Menteri ESDM) untuk diimplementasikan. Harga range -nya sekitar 11-12 sen per Kwh,” tutupnya. Berdasarkan data Pertamina, kapasitas terpasang pembangkit di Provinsi Lampung 2016 setelah PLTP Ulubelu Unit 3 beroperasi adalah 887,2 MW. Proyeksi kapasitas terpasang di Provinsi Lampung pada 2017 setelah PLTP Ulubelu 3 dan 4 beroperasi adalah 942,2 MW.
Nanang wijayanto
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, percepatan proyek geotermal (panas bumi) Ulubelu merupakan kewajiban Pertamina dalam rangka memaksimalkan potensi geotermal untuk kemakmuran masyarakat. Dia optimistis PLTP yang ada di Provinsi Lampung itu secara keseluruhan dapat mengalirkan listrik ke PT PLN (persero) pada 2017 mendatang dengan total kapasitas 110 megawatt (MW).
”Ulubelu 1 dan 2 sudah ada total kapasitas 110 MW. Sekarang Ulubelu 3 dan 4 dengan total kapasitas 110 MW jadi total keseluruhan 220 MW. Target Ulubelu 3 Agustus tahun depan sedangkan yang ke-4 tahun 2017,” kata dia di sela perayaan HUT Ke-70 RI dan kunjungan kerja di PLTP Ulubelu, Lampung, kemarin. Menurut Syamsu, investasi yang digelontorkan untuk pembangunan proyek geotermal Ulubelu mencapai USD390 juta.
Investasi tersebut untuk kegiatan eksplorasi sampai pembangunan pembangkit. ”Ini merupakan komitmen kami meningkatkan kegiatan eksplorasi sampai ke produksi, sampai menghasilkan listrik sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri,” kata dia. Terkait harga penjualan kepada PLN, Pertamina sudah melakukan pembicaraan sehingga diharapkan ada perbaikan sesuai kesepakatan kedua pihak.
Dia berharap, harga jual listrik kepada PLN bisa saling menguntungkan karena geotermal merupakan satu-satunya potensi yang masih bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. ”Jadi, masalah harga kita bicarakan sama-sama sehingga geotermal tetap bisa jalan dan PLN bisa mengelola perusahaannya, kan masih ada biayabiaya subsidi.
Pada dasarnya yang harus dicari seimbang dari segi kegiatan upstream sampai ke bikin power plant sama bikin uapnya dan nanti harga di sananya juga tidak boleh terlalu murah,” ungkapnya. Dia mengungkapkan bahwa tidak ada hambatan dalam pembangunan PLTP Ulubelu. Meski demikian, proyek geotermal pasti tidak selalu menemui jalan mulus.
Hambatan yang ada pun biasanya mudah diatasi karena eksplorasi panas bumi tidak merusak lingkungan, berbeda dengan eksplorasi tambang. ”Kalau secara keseluruhan masalahnya izin hutan lindung, tapi sekarang sudah ada titik temu jadi tidak ada masalah. Karena dulu pertimbangannya kalau melakukan pertambangan batu bara semua daerahnya dikupas tapi kalau ini kan spacenya sedikit, gunungnya masih ada,” jelasnya.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Arif Zainuddin mengatakan, PLTP Ulubelu 3 dan 4 akan menyuplai melalui jaringan transmisi PLN kemudian didistribusikan untuk wilayah Lampung. Kapasitas 2 x 55 MW dapat mengaliri listrik untuk 220.000 kepala rumah tangga. ”Saat ini kontribusi PLTP di Lampung baru 13%.
Harapannya kalau PLTP Ulubelu 3 dan 4 ini selesai, kita akan menambah kontribusi sebesar 20% dari seluruh kebutuhan listrik di Lampung,” jelasnya. Proyek PLTP Ulubelu 3 dan 4 tidak memiliki masalah terkait operasional dan perizinan. Terbukti dari pengerjaan proyek yang sudah berjalan 33%. Bahkan, terkait harga sudah terjadi perbaikan melalui head of agreement (HoA) dengan PLN dan dengan mengakomodasi harga keekonomian dari proyek tersebut.
”Mudah-mudahan sudah ada HoA yang disetujui menteri (Menteri ESDM) untuk diimplementasikan. Harga range -nya sekitar 11-12 sen per Kwh,” tutupnya. Berdasarkan data Pertamina, kapasitas terpasang pembangkit di Provinsi Lampung 2016 setelah PLTP Ulubelu Unit 3 beroperasi adalah 887,2 MW. Proyeksi kapasitas terpasang di Provinsi Lampung pada 2017 setelah PLTP Ulubelu 3 dan 4 beroperasi adalah 942,2 MW.
Nanang wijayanto
(bbg)