Pilihan Superblok Makin Banyak

Rabu, 19 Agustus 2015 - 09:41 WIB
Pilihan Superblok Makin...
Pilihan Superblok Makin Banyak
A A A
Bagi Anda yang berencana tinggal secara praktis dan nyaman di kawasan berformat superblok atau mix used development, kini pilihannya makin banyak. Konsep hunian terpadu yang menampung apartemen, hotel, kantor, hotel, sarana pendidikan, dan pusat perbelanjaan dalam satu lokasi itu diperkirakan bakal terus menjamur hingga tahun-tahun mendatang.

Terbaru, Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) segera membangun kawasan superblok yang memadukan perkantoran, apartemen, hotel, kondominium, dan pusat perbelanjaan dengan nilai investasi sekitar Rp4 triliun. “Gedung dengan konsep green building tersebut akan dibangun dengan melibatkan 10 BUMN Karya,” kata Direktur Utama Peruri Prasetio.

Menurut Prasetio, gedung yang berlokasi di Jalan Falatehan Blok M, Jakarta Selatan, tersebut berdiri di lahan seluas 5,4 hektare milik Peruri. “Dengan proyeksi luas gedung 300.000 meter persegi, maka dana investasi yang dibutuhkan tergantung KLB (koefisien lantai bangunan) atau berkisar Rp4 triliun,” ujarnya.

Peruri menginginkan pembangunan proyek tersebut dilaksanakan dengan pola kemitraan yang melibatkan 10 BUMN Karya. Proses beauty contest sedang berlangsung. Sebanyak 10 BUMN Karya segera memasukkan penawaran. Jika proses penawaran tender selesai pada akhir 2015, pemasangan tiang pancang pertama (ground breaking ) akan dilakukan pada awal 2016.

Dengan waktu pembangunan sekitar dua hingga tiga tahun, gedung tersebut diharapkan dapat dioperasikan pada awal 2018. Adapun skema pembangunannya, juga sedang dibahas dengan tiga opsi. Built operate and transfer (BOT), kerja sama operasional (KSO), dan strata title dengan pembatasan.

Selain BUMN Karya, kata Prasetio, Peruri juga akan meminta keterlibatan Bank BUMN untuk ikut berpartisipasi dalam hal pembiayaan. “Kami (Peruri) memiliki lahan, BUMN Karya yang membangun, dan Bank BUMN dari sisi pendanaan. Inilah yang disebut dengan kemitraan BUMN,” sebutnya.

Prasetio menambahkan, pada saat yang bersamaan proses pembangunan gedung Peruri tersebut sedang meminta dukungan dari Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan termasuk dengan Pemda DKI Jakarta. Pembangunan gedung, menurut Prasetio, bagian dari transformasi bisnis perseroan di bidang jasa pengembangan lahan dan aset perusahaan melalui anak usaha Peruri di bidang properti.

“Selain pembangunan gedung di Jalan Falatehan, Peruri juga secara perlahan sedang merevitalisasi aset Peruri yang berada di 12 lokasi, seperti di Padalarang, Gadog, dan di sejumlah kota lain,” ujarnya. Di tempat berbeda, PT Megapolitan Developments Tbk juga tengah menggarap proyek superblok CBD Centro Cinere senilai Rp11 triliun.

Proyek properti di perbatasan Kota Jakarta itu ditargetkan rampung seluruhnya pada 2018. Cinere dinilai menjadi salah satu kawasan properti yang sedang bertumbuh (sunrise property ) di sekeliling Jakarta. “Proyek superblok ini kami bangun secara bertahap. Saat ini, kami memasuki tahap kedua berupa dua menara apartemen senilai berkisar Rp1 triliun hingga Rp2 triliun,” papar Sales & Marketing Director PT Megapolitan Development Tbk, Desi Yuliana.

Dia menilai, proyek yang berdiri di atas lahan seluas 13 hektare itu memiliki daya pikat tersendiri di tengah kawasan Cinere yang sedang berkembang. Perkembangan Cinere dapat terlihat dari moncer -nya pengembangan tahap pertama. Selain telah ludesnya apartemen pada tahap pertama yang digulirkan sejak tahun lalu, tren harganya juga terus meningkat.

“Untuk apartemen tahap pertama kini harganya sudah mencapai Rp21 juta per meter persegi. Padahal, saat diluncurkan ke pasar baru sekitar Rp9,5 juta per meter persegi,” kata Desi. Desi menjelaskan, proyek superblok CBD Centro Cinere ini dibangun secara bertahap. Tahap pertama seluas 2 hektare mencakup dua menara apartemen dengan kapasitas 1.080 unit apartemen dan lifestyle mall .

Saat ini, apartemen berketinggian 18 lantai tersebut sudah sepenuhnya terjual. “Nilainya sekitar Rp1 triliun dan kami lanjutkan dengan tahap dua senilai Rp2 triliun,” paparnya. Tahap kedua juga mencakup dua menara apartemen, yakni Cinere Terrace Suites, berkapasitas 800 unit apartemen. Untuk menara A di proyek ini sudah ludes terjual, sedangkan Menara B mulai diperkenalkan kepada pasar.

“Kami targetkan akhir 2015 bisa terjual seluruhnya dan pertengahan 2016 sudah serah terima,” kata Desi. Lalu, untuk tahap ketiga, lanjut Desi, pihaknya akan membangun apartemen low rise dengan nilai sekitar Rp3 triliun. Proyek hunian seluas 5 hektare ini akan diluncurkan pda 2016. Sementara untuk tahap empat akan dikembangkan proyek perkantoran dan apartemen servis dengan nilai sekitar Rp5 triliun.

“Perkantoran yang kami bangun akan berskema hak milik dan perkantoran sewa,” katanya. Pengembangan terakhir, yakni tahap lima, Megapolitan akan membangun apartemen sewa dan milik yang membidik kalangan ekspatriat. Proyek ini menjadi alternatif bagi ekspatriat yang ingin membuka kantor selain di kawasan TB Simatupang yang letaknya berdekatan dengan Cinere.

Rendra Hanggara
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0287 seconds (0.1#10.140)