BKPM Jaring Investor Australia

Jum'at, 21 Agustus 2015 - 08:53 WIB
BKPM Jaring Investor...
BKPM Jaring Investor Australia
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan kegiatan pemasaran investasi di Australia demi memenuhi target realisasi investasi sebesar Rp3.500 triliun untuk lima tahun ke depan.

Dalam kegiatan tersebut, empat investor Australia diklaim menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi USD140 juta. Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, Australia salah satu fokus pemasaran investasi Indonesia di samping Singapura, Jepang, Korea Selatan, China, dan Taiwan.

Dia pun mengatakan, pihaknya memasukkan empat investor asal Australia tersebut dalam kategori serius berinvestasi. ”Investor Australia yang menyatakan minatnya seluruhnya sudah memiliki calon mitra lokal di Indonesia, rencana bisnis, dan memilih lokasi yang tepat,” katanya melalui keterangan tertulisnya kemarin.

Empat investor itu masingmasing bergerak di bidang industri cat dan perekat sebesar USD15 juta, fasilitas pelabuhan sebesar USD30 juta, pengolahan garam industri sebesar USD35 juta, dan perkapalan sebesar USD50 juta. Franky mengatakan, pihaknya pun siap mengawal minat investasi itu karena dapat mendukung program pemerintah terkait pengembangan tol laut, khususnya industri garam untuk industri dan industri perkapalan.

Untuk industri perkapalan, lanjut dia, investor tersebut kini sudah memiliki mitra lokal dan tengah memilih lokasi pembuatan kapal antara di Makassar atau Lampung. Investor tersebut juga berencana menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kapal, salah satunya kapal patroli berukuran 40-60 meter dengan kecepatan 45 knot.

”Mereka memperkirakan pembuatan satu kapal besar dapat menyerap 300-400 tenaga kerja. Jadi, potensi penyerapan tenaga kerjanya ribuan,” ujarnya. Dalam industri garam, mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu mengatakan, investor itu sedang mencari lahan yang tepat di wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur atau Bima, Nusa Tenggara Barat.

Franky pun menyebut industri ini bisa mengurangi persoalan garam setiap tahun di Indonesia. Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Republik Vanuatu Nadjib Riphat Koesoma mengatakan, investor Australia harus lebih berani mengambil risiko berinvestasi di Indonesia.

Selama ini Nadjib menilai, investor Australia lebih banyak bergerak di sektor perdagangan dan sangat berhati-hati saat berinvestasi. ”Jadi, karakteristik pengusaha Australia ini membuat mereka seringkali ketinggalan dengan investor-investor dari negara-negara seperti Jepang dan China saat mengambil keputusan berinvestasi,” imbuhnya.

Data BKPM menunjukkan selama kurun waktu 2010 hingga semester I/201, total realisasi investasi Australia di Indonesia mencapai USD1,9 miliar, sekaligus menempatkan Negara Kanguru tersebut di posisi ke- 12 sebagai penyumbang investasi terbesar di Indonesia. Investor Australia sebagian besar menanamkan modalnya di bidang kimia dasar, barang kimia, dan farmasi (42%), pertambangan (41%), dan logam dasar (4%).

Rahmat fiansyah
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7494 seconds (0.1#10.140)